Liputan Khusus
Pengusaha Muda Pontianak Mendunia
Di belakang meja resepsionis terdapat ruang kerja Benny yang sering dijadikan tempat rapat.
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Arief
Ia kemudian melakukan riset, dan ternyata peluang bisnis kerajinan tangan sangat besar. Kerajinan tangan merupakan industri kreatif ketigas setelah makanan dan pakaian. Benny akhirnya mulai merencanakan dan membangun bisnis bersama rekannya bernama Fransiscus Xaverius yang tinggal di Amerika Serikat.
"Dari sisi sumberdayanya kita masih mengejar ketertinggalan karena lulusan kita ini belum sesuai dengan kebutuhan industri, kemudian dari sisi pemahaman pengrajin dengan teknologi masih harus diperbaiki, tidak semua melek teknologi jadi kita harus mengajari mereka dulu," ceritanya.
Untuk produsen yang belum mengerti tentang teknologi, pihaknya membantu untuk mengupload foto produk kerajinan. Tetapi bagi generasi lebih muda tentu sudah lebih paham terhadap teknologi ini. Dari sisi transaksi juga tidak terlalu sulit, Qlapa menghubungkan pembeli dan penjual secara langsung jika customer suka tinggal membayar dan penjuallah yang memproses pengiriman barang, jika barang tlah dikirim pihak Qlapa akan langsung mengirim uang ke penjual.
"Jadi penjual dan pembeli tidak perlu negosiasi lagi tidak perlu panjang lebar. Penjual tidak perlu mengurusi marketing serta customer service. kalau ada pembelian dikirimkan barangnya kepembeli setelah itu kami kirimkan uangnya ke penjual. Saat ini produk yang tersedia sudah mencapai belasan ribu, sedangkan penjual juga sudah ribuan," katanya.
Dikatakannya peminat pasar sangat besar, banyak orang luar negeri juga tertarik dengan produk kerajinan dalam negeri ini. Selama beberapa bulan transaksi juga sangat lancar meski ia belum bisa menyebutkan angka pasti berapa pendapatan yang telah diperoleh. Kedepan Qlapa akan masih memperbanyak produk yang dijual, fitur-fitur juga akan semakin banyak untuk mempermudah transaksi, yang tak ketinggalan adalah promosi yang akan semakin gencar.
"Kita itu negara berkembang, secara sumber daya alam kita sudah lumayan bersaing, potensi kita yang tidak boleh ketinggalan adalah industri kreatifnya, dengan memberdayakan kreatifitas ini kita bisa menaikkan ekonomi kreatif dengan menaikan sumber daya yang ada serta menciptakan yang lebih besar lagi. kalau kita hanya jual kayu atau rotan tidak akan sebagus kalau kita jual produk kerajinan olahan yang sudah jadi," ujar Benny.
Ia juga ingin mengajak anak muda Pontianak untuk selalu berfikir positif dalam menyelesaikan masalah yang besar, jangan mudah berpuas diri dan selalu berusaha untuk memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik lagi untuk diri sendiri serta orang lain.
"Harapan kedepan semoga saya bisa terus mendapat kesempatan untuk belajar, bisa kerjasama dengan lebih banyak orang lagi dan membantu lebih banyak orang. Semoga indonesia juga masyarakat bisa melihat betapa besar potensi dunia IT kita dan bisa merangkul berbagai pihak satu sama lain untuk berkontribusi," tuturnya.
Benny menuturkan sebagai seorang entepreneur, hampir setiap waktu dihabiskan untuk membangun bisnis. Seperti yang dilakukannya dalam membangun qlapa.com. Menurutnya ia berangkat lebih pagi dan pulang lebih larut dari pegawai lainnya. "Belum lagi, ketika bangun tidur sudah memikirkan dan sebelum tidur masih memikirkan kerjaan," kata Benny.
Bahkan menurut Benny akhir pekannya kadang dihabiskan untuk mengurus dan mengatur Qlapa.com. "Karena dua hari itu, kalau kita gunakan buat bekerja, banyak hal yang bisa diselesaikan," katanya.
Mengembangkan Diri
Bukan hanya CEOnya saja, semua pegawai di Qlapa.com masih berusia muda. Mereka rata-rata di bawah 30 tahun dan baru lulus kuliah (Fresh Graduate). Salah satunya adalah Evalina Larissa , perempun 23 tahun tersebut bekerja di bagian community dan development.
Pekerjaannya membantu para penjual kerajinan tangan apabila mendapatkan kendala untuk memasarkan produknya secara online di Qlapa.com. "Selain itu saya juga menghandle masalah rekruitment penjual dan pekerja di sini, jadi internal dan eksternal," katanya.
Berdasarkan pengamatannya, berkecimpung di dunia e-commerce khususnya kerajinan tangan, banyak penjual yang masih belum melek teknologi. Mereka belum bisa menawarkan barang secara menarik melalui situs online.
"Mereka masih mengandalkan penjualan atau pemasaran secara konvensional dari pameran ke pameran, itu saya tahu karena saya yang berhubungan dengan mereka," katanya.
Eva mengaku bekerja bersama Benny di Qlapa.com sangat menyenangkan. Dalam bekerja sangat serius namun tidak kaku. Contohnya menurut Eva, masalah pakaian. Tidak diwajibkan mengenakan seragam atau kemeja.