Gerhana Matahari Total
M Zeet: Salat Gerhana Sangat Dianjurkan di Dalam Islam
Peristiwa ini secara alamiah serta hasil riset adalah persoalan rutin
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie menyatakan, gerhana matahari total merupakan peristiwa alam.
Peristiwa ini secara alamiah serta hasil riset adalah persoalan rutin. Jadi bisa bergerak di radius 30 tahunan, 60 tahunan, 80 tahunan, dan sampai 300 tahunan.
"Secara ilmu pengetahuan bahwa peristiwa gerhana matahari ini merupakan persoalan yang biasa, bukan menjadi persoalan istimewa," ujar M Zeet kepada Tribupontianak.co.id, Selasa (8/3/2016) pukul 12.50 WIB.
Pada zaman dulu saat ilmu pengetahuan belum berkembang, banyak masyarakat mengaitkan gerhana matahari dengan mistis. Misalnya ada seekor naga sedang makan matahari, sehingga terjadilah gerhana matahari.
"Saya ingat waktu masih kecil, orangtua dahulu memukul kentongan saat terjadi gerhana matahari," ucap Sekda Kalbar ini.
Inspirasi orangtua terdahulu memukul kentongan saat gerhana adalah dari masyarakat Israel di sekitar kawasan pemukiman Arab di Palestina. Tapi bukan masyarakat Yahudi di Israel, namun yang berada di permukiman Arabnya.
"Waktu zaman itu di masyarakat Pontianak, juga banyak saat gerhana memukul kentongan. Begitu juga masyarakat di Jawa, cukup ramai melakukan hal yang sama," jelasnya.
M Zeet mengatakan, memang sudah diajarkan dalam agama Islam, menjelang gerhana terjadi maka dilakukanlah salat gerhana. Ada juga setelah gerhana selesai baru dilakukan salat gerhana. Selain itu saat tepat kejadian gerhana salat gerhana dilakukan.
"Jadi salat gerhana sangat dianjurkan dalam Islam. Bedanya memang salat gerhana hanya rukuknya dua kali atau dua rakaat," jelasnya.
Menariknya, dalam gerhana ini adalah merupakan penomena alam yang langka. Serta harus memberikan manfaat secara ekonomi. Artinya peristiwa gerhana harus mendatangkan turis dari luar negeri atau wisatawan. Serta bisa mengerakan perekonomian sekitar.
"Kebetulan Kalbar terkena di bagian selatan, dari seperti di daerah Kendawangan dan sekitarnya. Karena itu Gubernur Kalbar, telah menugaskan assisten II untuk berangkat ke Ketapang. Sedangkan saya hanya di Pontianak saja di Mujahidin, dan Alun-alun Kapuas," tuturnya.