Gerakan Fajar Nusantara
Eks Gafatar Desa Pasir Gunakan Pertanian Organik, Iwan: Kami Punya Ilmunya
Lihat (menunjukkan foto tanaman padi yang subur), tanaman padinya gemukkan, siapa bilang nggak bisa diolah, kami olah nggak ada satu pun tonggaknya.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Juru bicara kelompok tani Pasir Sejahtera Desa Pasir, Iwan Destiawan (30) mengungkapkan, dengan kontur tanah yang ada di Kalimantan, semua bisa diolah menjadi lahan pertanian.
"Bisa, kami punya ilmunya, kami punya ilmunya. Lihat (menunjukkan foto tanaman padi yang subur), tanaman padinya gemukkan, siapa bilang nggak bisa diolah, kami olah nggak ada satu pun tonggaknya," ungkapnya kepada Tribun sehari setelah tiba di pengungsian, Rabu (20/1/2016)
Bahkan, petugas dari Dinas Pertanian Mempawah pernah mengatakan kepada pihaknya, bahwa traktor yang dibeli sejak tahun 2013 tidak pernah digunakan sama sekali.
"Dinas pertanian bilang, mas ini traktor belinya dari tahun 2013, sampai detik ini nggak ada yang pake. Karena bagaimana bisa dipake kalau tanahnya banyak tonggaknya," ujarnya
Dijelaskannya, jika pola pertanian tanpa pengolahan tanah, dan masih banyak sisa-sisa tonggak kayu yang berserakan sehabis di bakar, maka traktor akan dipastikan rusak. Untuk itu, dengan pola pertanian pengolahan tanah, kondisi lahan harus sudah bersih dari tonggak-tonggak kayu.
"Pasti rusak traktornya, kami yang pertama kali pakai traktor itu, ini (sambil menunjukkan foto tanaman) di bilang nggak mungkin kayak gini, ada yang bilang, kalian mau menaklukkan tanah di sini, ini hasilnya kayak gini dibilangnya nggak mungkin, ada yang bilang begitu dari pihak desa," jelasnya
Iwan menegaskan, pihaknya berfokus dalam pertanian, didorong oleh adanya kekhawatiran di masa mendatang Indonesia akan mengalami krisis pangan yang hebat. Untuk itu, pihaknya melakukan program kemandirian pangan.
"Mungkin hari ini pangan dibuang-buang, tapi lihat besok, ada krisis pangan. Kami mulai pertanian organik untuk kesehatan juga, seperti itu. Kalau untuk membuktikannya butuh waktu, kami harus konsen ke sana. Beberapa tanaman kami sudah siap panen, padi misalnya," tegasnya
Selain itu, ia juga mengeluhkan, saat membuka lahan baru, pihaknya berniat ingin memupuk padi, namun tak diizinkan melakukan pemupukan.