Gerakan Fajar Nusantara

Sebagian Eks Gafatar Berminat Transmigrasi ke Merauke

Eks Gafatar juga menyatakan setuju jika ikut program transmigrasi dengan daerah tujuan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Arief
Sebagian Eks Gafatar Berminat Transmigrasi ke Merauke - anak-baca-buku-1_20160122_232618.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Anak-anak eks Gafatar membaca buku yang dibawa mobil perpustakaan keliling Kabupaten Kubu Raya, di Batalyon Infanteri 643, Wanara Sakti, Kompi Senapan B, Jl Adisucipto, Kubu Raya, Kalbar, Jumat (22/1/2016).
Sebagian Eks Gafatar Berminat Transmigrasi ke Merauke - anak-baca-buku-2_20160122_232642.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Anak-anak eks Gafatar memilih buku yang dibawa mobil perpustakaan keliling Kabupaten Kubu Raya, di Batalyon Infanteri 643, Wanara Sakti, Kompi Senapan B, Jl Adisucipto, Kubu Raya, Kalbar, Jumat (22/1/2016).

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa mengatakan opsi transmigrasi kepada para eks Gafatar setelah dipulangkan dari Provinsi Kalbar ke daerah asalnya.

Eks Gafatar juga menyatakan setuju jika ikut program transmigrasi dengan daerah tujuan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

"Bahkan mereka juga siap menerima tawaran dari Pangdam XII/Tpr untuk ikut program transmigrasi ke Merauke," ujarnya sesaat meninjau lokasi penampungan warga eks Gafatar di Batalyon Infanteri 643 Kompi B, Kubu Raya, Jumat (22/1/2016).

Kata Khofifah, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia dan proses identifikasinya mudah- mudahan bisa berlangsung cepat dan bisa disegerakan.

"Kita juga telah melakukan koordinasi dengan Pemda di lima provinsi di antaran Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta untuk mengkonsolidasikan data-data yang ada," ujarnya

Sesampainya mereka di provinsi asal kata Khofifah, para warga eks Gafatar akan di transit tiga hingga empat hari.

Mereka juga akan mendapatkan asessment, trauma healing dan trauma konseling dari tim MUI dan Kemenag setempat terkait pencerahan berkenaan nasionalisme, kebangsaan dan NKRI.

"Prioritas utama adalah reintegrasi dan reidentifikasi dengan warga setempat sebagai warga transmigran formal dengan dibuktikan dengan keindonesiannya jelas serta agamanya dipercayai. Jika dia Islam harus percaya dengan rukun iman dan rukun Islam," katanya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved