Jelang Pernikahan Pangeran, Sultan Gelar Makan Nasi Adab

Syarifah Nur'aini menuturkan bahwa Acara Makan Nasi Adap, merupakan adat istiadat budaya Melayu, dan khususnya di Pontianak yang telah turun temurun.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Stefanus Akim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TITO RAMADHANI
Pemangku adat Melayu Kesultanan Pontianak melaksanakan ritual adat tetek gigi (menitik gigi) dan berias (berhias) pengantin dalam pernikahan Syarif Febriansyah Alkadrie yang bergelar Pangeran Mas Perdana Agung Muda dengan Syarifah Riana Nita Alkadrie di kediaman Sultan Syarif Abubakar Alkadrie, Jl Tanjung Raya 1, Pontianak Timur, Jumat (12/6/2015). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Keluarga besar Kesultanan Pontianak melaksanakan acara adat Makan Nasi Adap atau dengan istilah lainnya Mbere' Makan (Jamuan Makan). Hal ini dalam rangkaian adat pernikahan Syarif Febriansyah Alkadrie yang bergelar Pangeran Mas Perdana Agung Muda dengan Syarifah Riana Nita Alkadrie di Istana Kadriah Kesultanan Pontianak, Jl Tanjungraya 1, Pontianak Timur, Jumat (12/6/2015) sekitar pukul 20.00 WIB

Dalam jamuan makan Kesultanan Pontianak ini, hadir rombongan Majelis Kerajaan Kalbar, di antaranya Ketua Majelis Kerajaan Kalbar, Raja Iswaramahayana, Sekjen Majelis Kerajaan Kalbar Pangeran Syarif Muhammad Heri dan Bendahara Majelis Kerajaan Kalbar Pangeran Gusti Syarfidji.

Hadir pula Sultan Kesumanegara V (Raja Sintang), Panembahan Anom Paku Negara (Raja Tayan) beserta permaisurinya, Pangeran Addarusyah (Raja Kubu) beserta permaisurinya. Dari Kerajaan Simpang Sukadana Kayong Utara hadir Pangeran Muhammad Hukma. Tampak pula Pengeran Elang Perkasa Abdi Nur Kamil, Pangeran Laksamana Gusti Fakhri, Pangeran Ratu Gusti Fikri Azizurrahman.

Pembawa Acara sekaligus juru bicara Kesultanan Pontianak, Syarifah Nur'aini menuturkan bahwa Acara Makan Nasi Adap, merupakan adat istiadat budaya Melayu, dan khususnya di Pontianak yang telah turun temurun berlangsung dari generasi ke generasi.

"Makan Nasi Adap ini merupakan jamuan makan sebagai tanda melepas anak yang mau melangsungkan pernikahan," tuturnya.

Rangkaian acara adat isitiadat pernikahan putra bungsu Sultan Pontianak, Sultan Syarif Abubakar Mahmud Alkadrie dengan Ratu Laila Perdana Agung yakni Syarif Febriansyah Alkadrie (Pangeran Mas Perdana Agung Muda) dengan Putri pasangan Syarif Usman Alkadrie dan Utin Risnarti yakni Syarifah Riana Nita Alkadrie, telah berlangsung sejak Jumat (12/6/2015) pagi hingga sore dengan ritual adat Gantong-gantong, Buang-buang, Betetek gigi, dan Berias Penganten.

Karpet merah dan hijau terhampar di teras istana, sementara pintu seukuran sekitar 8x5 meter terbuka lebar. Sementara dibagian dalam Istana, telah terhidang makanan di hadapan sepanjang baris tamu yang hadir.

Usai jamuan makan, Pangeran Mas Perdana Agung Muda (Pengantin Pria) meminta restu dengan bersimpuh kepada kedua orang tuanya, Sultan Syarif Abubakar Mahmud Alkadrie dengan Ratu Laila Perdana Agung.

Pangeran Mas Perdana Agung Muda, kemudian menyampaikan kesannya atas kasih sayang dari kedua orang tuanya yang selama ini tak mampu tergantikan olehnya.

Ia bersimpuh dihadapan kedua orang tua memohon ampunan atas segala kesalahan, berterimakasih untuk semua kasih sayang kedua orang tuanya selama ini. Serta memanjatkan doa kebaikan kepada kedua orang tua.

Pangeran Mas Perdana Agung Muda mengakhirinya dengan meminta restu untuk menikahi seorang wanita yang menjadi pilihannya agar dapat membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah.

Acara adat Mbere' Makan ini juga dihibur haderah dari Majelis Ahbabul Mustofa Pontianak yang menyajikan kepada para tamu dengan membawakan salawat Maulid Habsyi.

Upacara Makan Nasi Adap atau Mbere' Makan ini lazim dilaksanakan menjelang upacara pernikahan pada masyarakat melayu, terutama di kalangan Kesultanan Kadriyah Pontianak

Sultan Syarif Abubakar Mahmud Alkadrie menuturkan bahwa adat istiadat Makan Nasi Adab tersebut merupakan satu di antara budaya dalam Budaya Melayu.

"Ini merupakan suatu kebudayaan yang tak bisa dilupakan, sebab ada dua jalur, dari Bugis dan dari Banjar. Kalau dari Bugis ada Mbere' Makan, kalau dari Banjar mandi-mandinya duduk di atas gong, kalau sebelah Bugis ndak ada pakai gong," tuturnya

Sultan juga menjelaskan bahwa Makan Nasi Adab ini selain dilakukan sebelum upacara perkawinan juga dilaksanakan sebelum Khitanan. Yang telah turun temurun dilakukan tidak hanya bagi keluarga kesultanan, namun seluruh warga masyarakat rumpun Melayu.

"Makan Nasi Adab ini sebenarnya bukan hanya untuk keluarga kerajaan, karena kita ada aliran darah dari Bugis. Dulu makan-makan seperti ini ndak diluar, tetapi di dalam kelambu," jelasnya

Namun, Sultan mengingatkan bahwa dalam melaksanakan adat istiadat tersebut, haruslah mengedepankan dalam meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

"Bukan hanya dipanjangkan umurnya, tetapi keimanannya jangan tetap saja tanpa peningkatan," pesannya

Sultan memaparkan filosofi dari empat jenis warna nasi adab, yang jika nasi berwarna putih itu diartikan sebagai suci bersih.

"Kalau yang merah agak pemarah. Kalau yang hitam dia punya hati busuk, ndak boleh mandang orang mau hantam saja. Kalau yang kuning ya seperti kerajaan, raja-raja harus toleransi,"paparnya

Sultan mengharapkan agar jika warga masih ingin melestarikan budaya tersebut, agar dapat mempertimbangkan kemampuan. Selain dapat berkumpul dengan keluarga Mbere' Makan ini juga dapat meningkatkan silaturrahmi dengan warga lainnya.

"Tergantung kepada kemampuan untuk mengambil syaratnya, karena kalau untuk Mbere' Makan begini cukup besar dananya," ujarnya

Satu di antara keluarga Sultan Pontianak yang datang dari Singapura, Syarifah Faiza Binti Salim Alkadrie mengungkapkan rasa senangnya karena masih dapat melihat dan merasakan prosesi adat istiadat Mbere' Makan.

"Kita sangat senang karena sesuatu seperti ini sudah tidak ada lagi di Singapura, jadi bagi kita itu sangat suka kalau adat istiadat itu masih dipertahankan dan diteruskan," ungkapnya

Ia menjelaskan, jika di Singapura tidak ada raja atau sultan, sehingga tidak memungkinkan akan dapat lagi melihat pelaksanaan adat istiadat seperti di Pontianak.

"Kami sangat kagum dan suka, dan insya allah kami ingin lagi lihat yang seperti ini di Kesultanan Pontianak ini," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved