Mahasiswi Ini Mengaku Ibu Kandung Bayi Terlantar

Mahasiswi itu juga bertanya kondisi bayinya dan menyampaikan agar jangan diserahkan kepada siapapun. Dia minta asuhkan karena masih mau ujian

Penulis: Destriadi Yunas Jumasani | Editor: Stefanus Akim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Petugas Yayasan Nanda Dian Nusantara sedang merawat bayi yang ditemukan di Jalan Kesehatan Kota Baru, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (23/1/2015). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tiga hari di penampungan, identitas ibu kandung MF (2 bulan) akhirnya diketahui. Ibu dari Balita yang ditemukan warga di Jalan Kesehatan pada Kamis (22/1) adalah mahasiswa satu perguruan tinggi swasta Pontianak. Semenjak itulah Fakhri, sapaan akrabnya dirawat di Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar di Jl Ampera, Pontianak.

Semenjak itu pula Direktur YNDN, Devi Tiomana, disibukkan dengan panggilan di telepon selulernya. Banyak yang berminat mengadopsi MF. Belakang, ada seorang wanita yang mengajak dirinya bertemu secara langsung di luar yayasan. Setelah bertemu di sebuah rumah makan kawasan Jl Danau Sentarum pada Minggu (25/1/2015) malam, wanita yang diketahui berinisial TA ini akhirnya mengakui anak tersebut adalah anak yang ia lahirkan beberapa bulan silam.

"Bukan hanya mengaku, yang bersangkutan sudah dicocokkan dan dari keterangan bidan praktik swasta yang membuka praktik di sekitar Pal 5 cocok dari keterangan saksi dan fotokopi KTP yang ditinggalkan di tempat persalinan serta pengakuan dari teman yang menemaninya," jelasnya.

Devi menyebutkan, TA yang berusia sekitar 20 tahun ini mengaku sebagai mahasiswi di perguruan tinggi di Pontianak dan berasal dari satu di antara kabupaten di Kalimantan Barat.

"Ia juga bertanya tentang kondisi anak dan menyampaikan agar anak tersebut jangan dulu diserahkan ke siapapun. Dia minta di jagakan dulu, pengasuhan dulu karena dalam seminggu ini akan melaksanakan ujian," kata Devi.

Wanita ini diberikan kesempatan terlebih dahulu menyelesaikan ujian perkuliahan. Setelah menyelesaikan ujiannya, TA akan bertemu dengan orangtuanya untuk menjelaskan kondisinya saat ini. TA juga mengharapkan pengertian keluarga besarnya atas kelahiran diluar nikah tersebut.

"Ia meminta kita untuk tidak diganti namanya, tapi kita tetap manggil sesuai nama yang kita kasih. Kan akta lahir belum ada," ucap Devi.

Saat bertemu dengan Devi, TA mengaku merasa tertekan atas pemberitaan di media beberapa hari ini. TA menjelaskan, dirinya tidak bisa tidur karena melihat berita yang memampang foto anaknya.

Devi merasa bersyukur, TA dapat sadar bahwa dengan meninggalkan anaknya adalah perbuatan yang salah, apa pun alasannya.

"Merasa tertekan dengan pemberitaan, saya tak bisa tidur lihat fotonya di Tribun," ujar Devi menirukan perkataan TA.

"Walaupun beberapa bukti dan saksi sudah membuktikan dia sebagai ibu kandung yang sah, namun masih ada waktu untuk mengecek kebenaran status ibu kandung oleh penyidik. Sedangkan untuk nama cowoknya, kami sudah mengetahui, tapi sekarang yang penting sudah ketemu dulu ibunya, nantinya akan seperti apa itu tergantung penyidik," tambahnya.

Berbicara mengenai pidana yang mungkin dapat menjerat TA, Devi melihat permasalahan ini dari sisi kemanusiaan. Devi menganggap TA yang sudah berusaha menjaga kehamilan hingga melahirkan, serta tidak berusaha melakukan tindakan yang menyebabkan bayi tersebut meninggal dunia. Baginya, memilih jalan keluar terbaik adalah prioritas penanganan kasus ini.

"Terlepas dari hukum yang berlaku, kita melihat ini dari sisi kemanusian, ia sudah mau bertanggungjawab melahirkan bayi ini tanpa mengaborsinya. Bagi saya pribadi ia tidak melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan, karena saat malam itu pun dia sendiri yang menyerahkan kepada pihak panti dan mengaku sebagai warga yang menemukan. Jadi kami mengurungkan niat untuk menempuh jalur pidana terhadap kasus ini, pilih jalan terbaik untuk si anak," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved