Kebakaran Pasar Belitang II

Titin-Yulia Tewas Terpanggang

Kejadian persisnya sekitar pukul 02.30 WIB, pada saat kejadian listrik PLN sedang padam karena giliran sejak sore hari. Dugaan api dari lilin

zoom-inlihat foto Titin-Yulia Tewas Terpanggang
ISTIMEWA
RUKO RATA - Kawasan Pasar Belitang II Kabupaten Sekadau rata dengan tanah, Senin (5/11/2012)
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Lebih dari 50 rumah toko (ruko) di Desa Nanga Belitang II Kecamatan Nanga Belitang Kabupaten Sekadau, Kalbar ludes terbakar, Senin (5/11) dini hari. Kebakaran tersebut menyebabkan dua orang meninggal dunia dan kerugian ditaksir mencapai Rp 5 miliar.

Ruko yang ludes menurut seorang warga Iwan (30) kepada Tribun berada di satu kawasan yakni kawasan tepi sungai di Desa Belitang II. Hanya dua rumah yang berhasil selamat dari amukan api, sementara korban meninggal dunia yakni Titin Sumarni (38) dan anak angkatnya Yulia (17).

"Kejadian persisnya sekitar pukul 02.30 WIB, pada saat kejadian listrik PLN sedang padam karena giliran sejak sore hari. Dugaan awal api berasal dari lilin satu di antara deretan ruko yang ludes terbakar," ungkapnya.

"Petugas pemadam kebakaran dari Sepauk Kabupaten Sintang baru datang sekitar pukul 4.30, karena jaraknya juga cukup jauh. Makanya api tidak bisa dikendalikan, semua bangunan rata dengan tanah. Deretan ruko di wilayah tersebut memang yang tertua, dan seluruh bangunan terbuat dari kayu," tandasnya.

Sekitar 20 sepeda motor, satu mobil kijang jenis Innova juga hangus terbakar. Selain itu dua unit truk juga terpaksa diceburkan ke sungai oleh warga karena terkepung api, sehingga tidak bisa dikeluarkan dari kawasan yang terbakar.

"Kalau Innova sebenarnya sudah berusaha didorong oleh pemilik bersama warga. Tapi karena pemiliknya pingsan warga lebih memilih menolongnya, akhirnya mobilnya tidak terselamatkan," tandasnya.

Kapolres Sekadau, AKBP Widi Handoko yang mengaku sudah meninjau TKP mengatakan, lokasi kebakaran memang sulit dijangkau kendaraan roda empat, sehingga wajar jika petugas pemadam kebakaran dari Belitang dan Sepauk lambat dalam melakukan pemadaman.

"Selain itu bangunan yang terbuat dari kayu keseluruhan dan faktor alam menjadi penyebab tersendiri. Saya bersama Bupati Sekadau Simon Petrus dan ketua DPRD sudah meninjau lokasi kebakaran tadi," ungkap Kapolres kepada Tribun.

Kapolres mengaku sudah bertemu dengan Gayus, suami Titin Sumarni. Menurutnya, Gayus membenarkan api berasal dari ruko miliknya. Namun belum dipastikan apakah api berasal dari lilin atau lainnya karena pemadaman listrik PLN sejak sore hari.

"Pada saat kebakaran memang sedang giliran pemadaman, hanya saja sejak sore keluarga tersebut menghidupkan genset untuk penerangan. Sekitar pukul 02.30 istri Gayus melihat kepulan asap dari rumah mereka yang berlantai dua," kata kapolres mengutip keterangan Gayus.

Melihat kepulan asap, Titin langsung membangunkan Gayus, Yulia dan seorang anaknya yang masih kecil. Mereka kemudian bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dengan lari ke lantai satu ruko. Namun upaya tersebut juga gagal karena lantai satu sudah penuh dengan api.

"Karena di lantai satu sudah penuh api mereka kemudian kembali lagi ke lantai dua. Gayus kemudian berusaha menyelamatkan diri dengan lompat dari atap lantai dua ke sungai yang berada di belakang kawasan tersebut dengan membawa anak kandungnya yang masih kecil," tambahnya.

Sementara Titin Sumarni dan Yulia takut ikut melompat seperti yang dilakukan Gayus, sehingga menjadi korban kebakaran dan ditemukan tewas dengan kondisi memprihatinkan. Gayus sendiri bersama anak kandungnya ketika ditolong warga sekitar mengalami luka bakar ringan.

Camat Nanga Belitang, Miki Hermanto mengungkapkan, hingga kini terdata sebanyak 52 rumah atau rumah toko terbakar. Dari jumlah tersebut, ditempati oleh sebanyak 65 kepala keluarga (KK) dengan 260 jiwa. Menurutnya, kebanyakan korban ada yang menempati di rumah keluarga korban, gedung gereja, gedung pertemuan, maupun di kantor yayasan.

"Untuk masalah bantuan, tadi Pak Bupati sudah langsung datang memberikan bantuan seperti beras, makanan cepat saji, pakaian, selimut, dan keperluan lainnya," jelasnya.

Menurutnya, saat ini memang berbagai jenis keperluan korban sudah ada. Namun, jika ada masyarakat yang ingin membantu bisa bentuk buku sekolah siswa, pakaian sekolah, pakaian dalam korban, dan makanan bayi.

Petugas pemadam kebakaran dari Kecamatan Sepauk Sintang Dadang (48) mengaku mendapatkan informasi kebakaran tersebut sekitar pukul 03.50, sehingga upaya pemadaman tidak bisa dilakukan secara maksimal.  Api baru benar-benar bisa dilokalisir sekitar pukul 12.00 WIB.

"Api baru bisa dipadamkan total tadi pukul 12.00, pada saat pemadam dari Sepauk datang warga panik sekali, sebagian mengamankan barang milik mereka sehingga tidak bisa membantu proses pemadaman yang kami lakukan. Padahal idealnya dalam kondisi seperti ini warga juga membantu," ungkapnya.

Korban Mengungsi

Kapolsek Belitang Iptu Budhi Eko Prasetyo ketika dikonfirmasi menjelaskan, saat ini sebagian warga korban kebakaran terpaksa harus menempati gedung SD yang ada di wilayah tersebut. Mereka kehilangan tempat tinggal, sementara sebagian korban lainnya mengungsi di rumah keluarganya.

"Untuk korban yang punya saudara mereka mengungsi tempat saudaranya, tapi yang tidak punya saudara sudah kita upayakan bersama kecamatan dan TNI ke sekolah terdekat. Karena memang ruko yang terbakar selama ini sekaligus menjadi tempat tinggal, yang terpenting sementara mereka bisa berteduh terlebih dahulu," katanya.

Namun Kapolsek menyatakan belum memiliki data lengkap berapa warga yang sementara terpaksa menempati gedung SD dan berapa yang mengungsi ke tempat sanak saudaranya termasuk jumlah ruko yang terbakar. Saat ini pihaknya masih melakukan pendataan. "Kita masih data mereka secara lengkap berapa jumlahnya," ujarnya.

Terkait dua orang korban meninggal dunia, Kapolsek mengatakan saat ditemukan keduanya sudah dalam kondisi tak bisa dikenali. Petugas melakukan identifikasi berdasarkan perhiasan yang dipergunakan keduanya, dan keluarga mengenalinya sehingga segera diketahui identitasnya.

"Kami temukan cincin keduanya, dan itu yang menjadi tanda pengenal. Kalau kondisi fisiknya sudah sangat memprihatinkan karena memang terjebak dalam kebakaran dan tidak bisa kemana- mana," katanya.

Ketua DPRD Sekadau, Aloisius mengungkapkan, pemerintah daerah sudah langsung ke lokasi kejadian. Berbagai bantuan darurat yang diperlukan korban juga sudah diberikan. "Di lokasi tadi juga sudah dibentuk satu posko, jika memang ada masyarakat yang mau membantu tentu itu tidak masalah," ungkapnya.

Ia berharap agar Pemda dapat memprioritaskan anak-anak yang masih sekolah. Dalam hal itu, menurutnya terkait keperluan buku, seragam maupun keperluan lainnya. "Tadi juga sudah ada bantuan untuk itu, namun itu tentu harus jadi prioritas," ungkapnya. (sbs/har/ Tribun Pontianak cetak)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved