Gadis Kalbar Jual Ginjal Rp 600 Juta

Ia juga mengatakan hal yang tidak lumrah itu ternyata juga banyak dilakukakan orang lain yang berada di sekitarnya.

Editor: Jamadin

Sekretaris IDI Kalbar, Nursyam Ibrahim, yakin praktik penjualan organ tubuh seperti ginjal tidak akan mudah dilakukan. "Kalaupun secara ilegal itu akan sulit. Karena tidak ada rumah sakit yang ilegal di Indonesia ini," ujarnya.

Praktik donor ginjal, menurut Nursyam, tidak bisa dilakukan sembarang. Harus ada kecocokan genetik antara pemberi dan penerima donor. Pemberi donor ini juga harus diperiksa kesehatannya, dan belum tentu dinyatakan layak sebagai donor.
Menurut Nursyam, memang ada beberapa manusia yang terpaksa hidup dengan satu ginjal karena ginjal satunya terpaksa diangkat. Manusia dengan satu ginjal ini tetap dapat hidup, namun harus lebih ekstra menjaga kesehatannya.

Secara umum, ginjal itu berfungsi mendetoksifikasi racun-racun yang mengalir dalam darah. "Detoksifikasi itu harusnya dilakukan dua ginjal secara bersinergi. Tapi, jika hanya satu ginjal, maka kerjanya menjadi lebih berat," katanya.

Nursyam mengatakan, manusia yang hidup dengan satu ginjal sudah masuk kategori sebagai manusia cacat. Maka secara otomatis dia tidak dapat hidup sebagaimana layaknya manusia normal.

Dalam mengkonsumsi obat misalnya, manusia yang hidup dengan satu ginjal harus berada dalam pengawasan dokter. "Konsumsi obat bagi orang yang hidup dengan satu ginjal, tidak boleh sembarangan," ujarnya.

Istirahat juga harus lebih menjadi perhatian. Sebab jika kurang istirahat, dampaknya kesehatan bakal lebih mudah terganggu. "Hidupnya harus teratur. Tidak boleh sampai capek. Pagi bangun tidur, malam hari jam sembilan harus sudah tidur," katanya.

Termasuk dalam hal berolahraga, juga tidak bisa melakukan gerakan-gerakan seperti manusia normal. Olahraganya tidak boleh berat, yang bisa dilakukan hanyalah berjalan kaki. "Jalan kaki saja olahraganya. Kalau jogging, sudah tidak boleh," papar Nursyam.

Siap Membantu

Sukiryanto, Ketua Real Estat Indonesia (REI)Kalbar, menilai, seorang gadis yang berniat menjual ginjal untuk kepentingan keluarga atau bantu ekonomi keluarganya adalah sah-sah saja.
"Meskipun begitu, aturan negara kita tidak memperbolehkan kecuali didonorkan untuk keluarga, artinya tanpa mengharapkan imbalan dari ginjal yang telah didonorkan," ujarnya.

Apapun alasannya, kata Sukiryanti, tindakan gadis remaja ini memprihatinkan dan perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak untuk membantu.

"Saya pribadi siap memberikan bantuan. tapi tidak membantu dalam bentuk finansial atau uang. Saya akan membantu dalam bentuk lain, yaitu memberikan pekerjaan yang layak agar yang bersangkutan mendapatkan penghasilan untuk meringankan ekonomi keluarganya," tuturnya.

Sisa Primashinta, pengusaha butik, beranggapan, mestinya Rh tidak perlu sampai seekstrim itu, yaitu menjual ginjal. Kecuali memang  kondisi keluarga yang sangat amat memprihatinkan, seperti orangtua sakit keras, banyak terlilit hutang, dan banyak saudara yang harus ditanggung.  

"Apabila orangtua dia masih sehat, saya rasa dia bisa cari pekerjaan. Jangan sampai mau jual ginjal karena untuk melunasi utang orangtua yang mungkin suka judi atau sejenisnya," katanya.

Sisa mengingatkan, apabila Rh berhasil menjual ginjal, dan katakanlah dia mendapatkan Rp 600 juta, apa yang akan mereka lakukan dengan uang sebanyak itu?

"Namun, seandainya dia sendiri akhirnya sakit-sakitan dan akhirnya dia sendiri yang harus dirawat, apa gunanya dengan uang sebanyak Rp 600 juta," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved