Edukasi
Resep Jitu untuk Mahasiswa Baru
Hal lainnya adalah ketika mereka berhasil lolos seleksi di universitas favorit, mahasiswa baru cenderung menilai perjuangannya telah selesai.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BANDUNG - Bulan-bulan ini hingga
satu-dua bulan ke depan, sejumlah universitas akan memulai tahun
pendidikan baru bagi para mahasiswanya.
Saat memasuki awal perkuliahan,
para mahasiswa baru kerap kaget karena asing dengan lingkungan serta
metode pembelajaran yang jauh berbeda dibandingkan dengan pola
pembelajaran di sekolah.
Hal lainnya adalah ketika mereka berhasil lolos seleksi di universitas favorit, para mahasiswa baru ini cenderung menilai bahwa perjuangannya telah selesai.
Berikut tujuh kebiasaan yang dibagi ke dalam tiga tujuan. Jadilah proaktif, memulai dengan tujuan akhir dan dahulukan yang utama adalah poin pertama sampai ketiga yang dimaksudkan untuk menciptakan kemandirian dalam diri setiap mahasiswa baru.
Kebiasaan pertama "jadilah proaktif".
Para
mahasiswa diajarkan untuk bertanggung jawab atas masa depan mereka.
Inilah hal mendasar yang seringkali sulit untuk dikerjakan. Dengan
kebiasaan ini, kedepannya mahasiswa baru tidak akan mengeluh dan tidak
akan mudah menyerah ketika menghadapi dinamika perkuliahan yang
sesungguhnya. Dampak dari kebiasaan yang pertama ini adalah menciptakan
inisiatif, karena keadaan tidak bisa dipilih, maka mahasiswa dituntut
untuk pandai menentukan keputusan.
Kedua, "memulai dengan tujuan akhir"
Poin ini mengajak mahasiswa untuk membuat dan memperjelas visi dan tujuan mereka saat berkuliah.
Ketiga, "dahulukan yang utama"
Para mahasiswa diajarkan cara untuk mengatur waktu dan diajak untuk menentukan prioritas. Penanggung jawab program The 7 Habits for New College Students
sekaligus Ketua Yayasan Dunamis Mitra Pertiwi, Andiral Purnomo
mengatakan, poin pertama sampai dengan ketiga adalah poin yang dapat
menciptakan kemandirian dalam diri setiap mahasiswa baru. Menurutnya,
setelah dapat mandiri, maka kemudian akan terbentuk visi yang kuat
ketika para mahasiswa baru tersebut memulai masa kuliahnya. "Kebiasaan ini adalah 3 in 1. Jika
sudah dijalankan, maka tidak akan ada hal yang dapat menghentikan
mereka untuk terus kuliah," kata Andiral, tengah pekan lalu, di ITB,
Bandung, Jawa Barat.
Keempat, "berpikir menang-menang"
Para
mahasiswa baru diajarkan untuk selalu “berpikir menang-menang” ketika
berhubungan dengan orang lain. Untuk dapat berpikir menang-menang,
mahasiswa diajak untuk mendengarkan dan memahami orang lain terlebih
dahulu baru kemudian meminta untuk dipahami.
Kelima, "berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti”
Kebiasaan ini berkaitan dengan kebiasaan keempat, mahasiswa diajak untuk memahami orang lain, baru meminta orang lain untuk memahami dirinya.
Keenam, "sinergi"
Para mahasiswa
baru diajak untuk meningkatkan dan menumbuhkan kerjasama. Selain itu,
para mahasiswa juga dibekali bagaimana kewajiban mereka untuk menghargai
perbedaan dengan menyatukan visi. Andiral mengatakan, jangan ada pihak
yang alergi dengan perbedaan. "Tujuan dari kebiasaan ke empat
sampai dengan ke enam adalah agar orang lain mau mengerti tentang apa
yang akan kita sampaikan. Tapi untuk itu kita harus mengerti dan
menampung aspirasi orang lain terlebih dahulu. Tanpa memahami, kita akan
makin sulit dipahami. Itulah rahasia kepemimpinan, menyampaikan
pendapat dengan cara yang paling pas," jelas Andiral.
Ketujuh, "sadar akan pentingnya pengembangan diri"
Para
mahasiswa baru diajak untuk sadar akan pentingnya pengembangan diri,
menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan kuliah mereka. Kebiasaan ini
sangat penting dan terkait dengan empat dimensi kehidupan yang harus
terus diasah, yaitu, kecakapan intelektual, kecakapan fisik, sosial
emosional dan kecakapan spiritual yang harus terus dipelihara secara
berkesinambungan. Dengan mengikuti pelatihan ini, setiap mahasiswa
baru nantinya akan siap menghadapi dunia sebagai mahasiswa dengan
segala aktivitas dan suka dukanya yang diimbangi dengan pembentukan
karakter mereka sebagai calon pemimpin yang cerdas (intellectual leader). "Pelatihan
ini guna membekali mahasiswa baru dengan tujuh kebiasaan yang efektif,
dan untuk mewujudkan mahasiswa yang memiliki integritas, prestasi dan
kemitraan. Sehingga selama masa perkuliahan, mereka bisa lebih tegar,
dan jatuh bangunnya tidak terlalu berat," kata Andiral.