Demokrat Kalbar Segera Jaring Cakada, Pengamat Ingatkan Pentingnya Dua Faktor Berikut
Hal tersebut biasa dalam pilkada kalau memang di internal partai tidak memungkinkan elektabilitas, maupun popularitasnya.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Ishak
Demokrat Kalbar Segera Jaring Cakada, Pengamat Ingatkan Pentingnya Dua Faktor Berikut
PONTIANAK - Partai Demokrat di Kalbar dikabarkan bakal segera menjaring para calon kepala daerah (Cakada) menuju momentum Pilkada 2020 nanti.
Terkait hal tersebut, Pengamat Politik yang juga akademisi Untan, Dr Jumadi, mengingatkan ada beberapa hal penting yang semestinya penting diperhatikan oleh Partai Demokrat.
Berikut pemaparannya, Jumat (19/07/2019):
"Parpol pada umumnya seperti Demokrat tentu harus mulai membuka penjaringan, baik secara terbuka maupun tertutup.
Tertutup maksud saya adalah menjaring kader-kader internal terbaik untuk kemudian dicalonkan.
Baca: Suryadman Sebut Demokrat Belum Tentukan Sikap, Apakah Bergabung atau Tidak Dengan Pemerintah
Baca: Guntur Yakin Dapat Dukungan Hanura dan Demokrat Maju Pilkada Sambas
Sementara terbuka yang saya maksud adalah membuka ruang bagi non kader partai bisa diterima di Demokrat kemudian Demokrat mengusung.
Hal tersebut biasa dalam pilkada kalau memang di internal partai tidak memungkinkan elektabilitas, maupun popularitasnya.
Mekanisme penjaringan atau rekrutmen mesti ada.
Tidak bisa kemudian ujuk-ujuk partai mengusung karena ada standar, ukuran, parameter yang jelas sehingga misalnya Partai Demokrat di daerah tertentu mengusung calon A misalnya, kemudian didaerah lain mengusung dengan partai lain yang bersebrangan, ini menyangkut figur dan juga koalisi.
Jika ada klaim-klaim dukungan biasa karena menjelang pilkada 'manuver elit partai' biasa.
Baca: Anggarkan Rp 17,5 Miliar untuk Pilkada 2020, Ini Komitmen Bawaslu Kapuas Hulu
Baca: Pokja Sarankan Semua Pihak Evaluasi Pemilu 2019 Sebelum Sambut Pilkada 2020
Mengatasnamakan partai kemudian para calon melobby dan membangun komunikasi dengan elit parpol, jadi klaim sah-sah saja.
Namun secara formal ada mekanisme partai sampai keluarnya SK DPP yang menyatakan mendukung pasangan mana, itu baru dikatakan formal, kalau tahap sekarang memang baru tahap komunikasi, tahap lobby.
Ini tentu tantangan bagi partai Demokrat, beberapa pilkada sebelumnya jadi pengalaman karena tidak semua kader Demokrat bisa maju, Demokrat berkoalisi dengan parpol lain dan mengusung non kade.
Baca: JPPR Harap Penyelenggara Pemilu Lakukan Persiapan Matang Pilkada 2020
Jadi tantangannya adalah ditengah perolehan suara yang agak menurun dibanding pemilu sebelumnya tentu menjadi tantangan sendiri.
Sehingga bagaimana mencari figur yang mempunya elektabilitas yang kuat sehingga diusung dan berkoalisi dengan parpol lain khans menangnya besar.
Jadi diperlukan objektifitas didalam prose rekrutmen, suka tidak suka jika non kader apa boleh buat selama 'komitmen berjuang' dengan partai koalisi,". (dho)