Meriahkan Hari Bhayangkara Ke-73, Polres Sanggau Gelar Open Tournament Sumpit dan Sampan Bidar

Semua kegiatan itu, sebagai bentuk upaya mempertahankan budaya yang merupakan peninggalan nenek moyang.

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HENDRI CHORNELIUS
Suasana turnamen sumpit yang digelar Polres Sanggau di halaman Mapolres Sanggau, Jumat (12/7/2019).  

Meriahkan Hari Bhayangkara Ke-73, Polres Sanggau Gelar Open Tournament Sumpit dan Sampan Bidar

SANGGAU - Dalam rangka memeriahkan hari bhayangkara ke-73, Polres Sanggau menggelar open turnamen sumpit di halaman Mapolres Sanggau, Jumat (12/7/2019). Selain itu, juga digelar open turnamen sampan bidar yang digelar Sabtu (13/7/2019).

Peserta open turnamen sumpit diikuti 7 Kabupaten/Kota di Kalbar dengan jumlah peserta sebanyak 85 orang. Sebelum turnamen dimulai terlebih dahulu digelar upacara di halaman Mapolres Sanggau dengan dihadiri lintas organisasi dan etnis serta undangan lainya.

Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot mengapresiasi Polres Sanggau yang konsen pada budaya daerah. “Pak Kapolres selalu mengeksplor berbagai potensi budaya yang ada di Kabupaten Sanggau. Termakasih pak Kapolres,”katanya.

Ia pun mengaku bersyukur  lantaran Kabupaten Sanggau adalah daerah yang beraneka ragam, baik dari suku, agama, adat-istiadat, serta budaya.

Baca: VIDEO: Meriahkan Hari Bhayangkara, Polres Sanggau Gelar Lomba Sumpit

Baca: Hari Bhayangkara Ke-73, Polres Sanggau Berikan SIM Gratis ke Warga Penyandang Difable

“Harus melalui berbagai kegiatan dan pembinaan. Kalau pembinaan secara umum memang telah dilakukan saya dan pak bupati selaku kepala daerah. Rasanya Sanggau ini sudah bulat. Mulai saya Camat selama tujuh tahun. Sampai orangnya sudah hafal benar orangnya, "tuturnya.

Dikatakannya, Sebagai kepala daerah pembinaan itu berjalan terus. Contohnya baru saja selesai, Gawai Dayak Nosu Minu Podi Ke-XV Kabupaten Sanggau. "Nanti September ini, Paradje,”ujarnya.

Semua kegiatan itu, sebagai bentuk upaya mempertahankan budaya yang merupakan peninggalan nenek moyang.

“Kalau sumpit ini memang menarik bagi masyarakat Dayak. Dulu digunakan untuk mencari binatang. Dulu senapan lantak kan terbatas. 
Sumpit itu diolesi ipoh. Sekarang ipoh ini agak sulit dicari, tapi masih ada. Diambil getahnya. Itu mau dibuat satu menit, satu detik bisa. Saya dulu pelakunya, waktu SD,”tegasnya.

Ketua DAD Sanggau itu mengakui bahwa kegiatan menyumpit itu sudah hampir tidk adalah lagi, untuk itulah momen lomba adalah salah satu upaya untuk melestarikan sekaligus memperkenalkan pada generasi muda.

“Bukan persoalan budaya siapa, tapi ini adalah yang menjadi aset sebuah bangsa dan daerah. Ini perlu kita pahami. Dan kita harapkan semua etnis, suku, agama terlibat menjaga dan memelihara dan melestarikan budaya, "harapnya.

Baca: Dua Orang Warga Kecamatan Sekayam Dapat Reward Dari Kapolres Sanggau

Baca: Meriahkan Hari Bhayangkara Ke-73, Polres Sanggau Gelar Syukuran

Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi menyampaikan, telah dibuka open turnamen sumpit dan sampan bidar.

Digelarnya turnamen ini, merupakan kekayan budaya yang ada di Kabupaten Sanggau yang betul-betul harus kita ekaplor dan lestarikan.

"Bahkan juga nanti harus kita bisa berbicara lebih banyak ditingkat nasional. Dan kita harapkan jangka panjangnya juga internasional, "ujarnya.

Kapolres menjelaskan, budaya yang ada di Sanggau begitu sangat potensi, mulai dari penyumpitnya dan atlet sampanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved