Kisah Kynan Tegar, Sutradara Termuda Asal Kalbar Usia 14 Tahun di Ajang Bergengsi BIIFF 2019 Bali
Kynan menjadi sutradara termuda dan filmnya akan ditayangkan bersama 40 film lainnya di festival tersebut dan di tonton oleh pengujung berbagai negara
Penulis: Anggita Putri | Editor: Ishak
Kisah Kynan Tegar, Sutradara Termuda Asal Kalbar Berusia 14 Tahun di Ajang Bergengsi BIIFF 2019 di Bali
PONTIANAK - Kynan Tegar (14) putra daerah dari Putusibau, mewakili Kalimantan Barat dan menjadi sutradara termuda mengikuti Bali International Indigenous Film Festival (BIIFF) tahun 2019.
Kynan menjadi sutradara termuda dan filmnya akan ditayangkan bersama 40 film lainnya di festival tersebut dan di tonton oleh pengujung dari berbagai dunia.
Film yang diikutkan dalam festival ini berjudul Maali Umai yang juga merupakan film produksi pertamanya.
Maali Umai merupakan tradisi tahunan orang Dayak Iban. Di mana masyarakat pergi ke tengah hutan mencari suara burung murai batu.
Ketika ada suara murai batu, barulah masyarakat memotong kayu untuk membuat patung. Patung ini nantinya ditanam di ladang agar ladang tak diserang hama.
Baca: Berikut Ini 3 Film Horor Lokal di Bulan Mei 2019, Seram
Baca: Marvel Studios Avengers Endgame Pecahkan Rekor Baru dan Kalahkan Film Avatar
Festival BIIFF tahun 2019 ini memasuki pelaksanaan festival yang kedua.
Saat diwawancarai Tribun Pontianak, ayahanda dari Kynan Tegar yaitu Herkulanus Sutomo dengan status pekerja swasta dan kesibukan lainnya terlibat di pemberdayaan masyarakat menceritakan tentang sosok anaknya yang bisa melenggang menampilkan film pertamanya di kancah nasional dan menjadi sutradara termuda di Festival tersebut.
Herkulanus mengatakan bahwa Kynan mempelajari sendiri secara otodidak bagaimana cara membuat film, dan caranya menulis narasi hingga wawancara dan mengaitkan filmnya dengan kebudayaan lokal.
Herkulanus juga mengatakan kemampuan Kynan juga selalu disupportnya dengan memberikan fasilitas penunjang seperti kamera dan lain sebagainya hingga mengenalkan budaya dayak Iban kepada anaknya.
Herkulanus juga menceritakan bahwa dirinya adalah seorang anak yang besar dirumah panjang di desa Batu Lintang, Dusun Sungai Utik, Kapuas hulu. Namun kini sudah menetap di Putussibau.
Namun ia tak pernah melupakan asal usul daerah tempat kelahirannya dan sering mengajak keluarga berkunjung dan mengenalkan adat dayak Iban di kampung tersebut kepada anaknya yaitu Kynan.
Baca: Film Edisi Mei, Lihat Keseruan Film UglyDolls Berjuang Dengan Keinginan Untuk Dicintai
Baca: Ingin Tahu Perkembangan Sekuel Film Avatar Kedua, Yuk Simak Kelanjutannya
Dari situlah muncul ide dan Kynan setiap berkunjung membuat video dokumenter untuk koleksi pribadinya hingga mendalami kisah yang ada disekitar untuk dijadikan sebuah film karyanya.
Saat itu juga Herkulanus kenal dengan penyelenggara acara festival yang bertajuk Stories That Matter ini yang akan digelar 10-13 Mei 2019 di Njana Tilem Museum Ubud dan pemutaran film yang digelar di Paradiso Theatre Ubud, Bali.
Ia pun mencoba untuk mendaftarkan Kynan dalam festival tersebut untuk menampilkan karyanya yang memang sesuai untuk menyampaikan pesan kepada dunia tentang keberadaan Dayak Iban dan budaya yang mereka lakukan.