Mendikbud: Tahun 2019, Pemerintah Fokus ke Pembangunan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan kegiatan Pekan Pendidikan Nasional pada 34 provinsi
Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
Mendikbud: Tahun 2019, Pemerintah Fokus ke Pembangunan Sumber Daya Manusia
YOGYAKARTA - Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara, tanpa pendidikan yang memadai, maka mustahil suatu negara memiliki sumber daya manusia (SDM) yang yang unggul.
Untuk itu, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan kegiatan Pekan Pendidikan Nasional pada 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan mengusung tema “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan."
Dalam acara puncak peringatan Hardiknas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang merupakan tempat kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, yang membuka perhelatan tersebut dengan melakukan jemparingan yaitu posisi memanah sambil duduk bersila ala Yogyakarta, menyampaikan bahwa mulai tahun 2019, Pemerintah memfokuskan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Baca: Situng KPU Pilpres 2019 Sudah 63%, Total Suara Capai 97 Juta, Prabowo Tercecer 11,5 Juta dari Jokowi
Baca: Grand Opening Blue Sky Premier Lounge Pontianak, Komisaris Angkasa Pura II Sampaikan Hal Ini
Baca: Diusia Remaja Divonis Mengidap Diabetes Melitus, Rezki Tetap Semangat Bersama JKN-KIS
Pemerintah mulai tahun ini akan mengalihkan perhatian secara bertahap dari pembangunan infrastruktur menuju pembangunan sumber daya manusia.
"Kalau kita pahami, apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka salah satu tugas kita adalah membuat bibit itu tumbuh, kemudian menjadi pohon yang matang, yang dewasa," ujarnya ujar Mendikbud, Muhadjir Effendy, saat membuka Pekan Hardiknas 2019, di Benteng Vredeburg melalui Siaran pers Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kota Yogyakarta, Rabu (1/5/2019).
Jadi sebenarnya, pendidikan pada dasarnya adalah membangun manusia. Kalau kita membangun dari prasarana, itu karena prasarana adalah prasyarat untuk membuat manusia agar bisa tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan.
Disampaikan Mendikbud, ada 3 peta jalan yang akan dilakukan Kemendikbud dalam membangun SDM yang unggul.
“Merespon arahan dari Presiden yaitu mengarahkan ke pembangunan SDM, maka Kemendikbud mulai merevitalisasi proses pendidikan anak usia dini (PAUD), membangun karakter terutama pada jenjang pendidikan dasar, serta menyiapkan generasi yang memiliki kecakapan dan keterampilan yang baik agar mereka bisa mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain, sehingga kita mempunyai generasi muda produktif dan bisa memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara ini agar bisa menjadi negara besar dan maju,” tutur Mendikbud.
Ditambahkan Mendikbud, meskipun merupakan domain di luar Kemendikbud, pendidikan prenatal dan postnatal sangat penting.
Pendidikan prenatal yaitu pendidikan sejak anak masih berada di dalam kandungan sampai 2 tahun setelah anak lahir, yakni ketika anak harus mendapatkan asupan air susu ibu (ASI).
Dan hal inilah yang belum tersentuh dengan baik. Padahal 1.000 hari awal kehidupan bayi inilah yang akan menentukan bagaimana bayi itu akan tumbuh dan berkembang selanjutnya.
" Kita mengalami masalah akibat keteledoran kita menangani usia prenatal dan postnatal ini, misalnya masalah stunting atau cebol. Cebol jangan dipahami fisiknya yang pendek, melainkan otaknya terutama. Saya yakin pendidikan prenatal dan postnatal ini harus kita tanamkan dengan baik kalau kita ingin menyiapkan bibit yang baik dan unggul,” terang Mendikbud.
Ditemui usai melakukan ziarah ke makam Ki Hajar Dewantara, di Taman Wijayabrata, Mendikbud menyampaikan bahwa Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri dari Perguruan Taman Siswa tetapi ajaran dan pandangan-pandangan filosofis Beliau yang berkaitan dengan pendidikan nasional, sekarang sudah menjadi milik bangsa Indonesia.
“Semua lembaga pendidikan sebetulnya memiliki akar dan pertalian dengan Ki Hajar Dewantara, terutama lembaga-lembaga pendidikan yang berusia tua, yang pendirinya juga kira-kira seusia dan segenerasi dengan Beliau, dulunya juga saling berkomunikasi dan berdiskusi, membicarakan tentang visi pendidikan Indonesia setelah merdeka,” terang Mendikbud.