Pondok Pesantren Nahdlatul Thullab Madu Sari Gelar Pengajian

Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab Madu Sari, gelar pengajian umum dalam rangka haflatul ikhtibar ke IX di halaman Masjid Baiturrahman

Penulis: Syahroni | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab Madu Sari, gelar pengajian umum dalam rangka haflatul ikhtibar ke IX di halaman Masjid Baiturrahman Parit Bunga Baru Darat, Desa Madu Sari, Sungai Raya Kubu Raya, Senin malam (22/4/2019) 

Pondok Pesantren Nahdlatul Thullab Madu Sari Gelar Pengajian

Citizen Reporter Pengurus IPNU Kubu Raya, Ulil Abshor

KUBU RAYA - Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab Madu Sari, gelar pengajian umum dalam rangka haflatul ikhtibar ke IX di halaman Masjid Baiturrahman Parit Bunga Baru Darat, Desa Madu Sari, Sungai Raya Kubu Raya. Senin malam (22/4/2019)

Acara tersebut dipadati oleh jamaah dan para tamu undangan yang antusias hadir, begitu pula jam'iyah hadrah Assyobar menggiringi dengan lantulan sholawat habsy yang dipimpin oleh Sayyid Muhammad.

Pembawa acara Ustaz Birrul Walidaini yang memandu jalan acara membacakan runtutan acara satu persatu dan mempersembahkan kepada pengqori' Ustaz Ahmad Dahlan yang pernah menjurai lomba tingkat nasional juara II dan juara I tingkat dewasa se Kalimantan Barat.

Ustaz Turmudzi Ahmad selaku ketua panitia dalam sambutannya menyampaikan, bahwa dirinya mewakili kepanitiaan haflatul imtihan maupun haflatul ikhtibar mengucapkan haturan terima kasih kepada segenap tamu undangan.

Baca: Garda Borneo Kalbar Siap Kawal Pemilu Hingga Selesai

Baca: Ditunjuk Sebagai Technical Delegate, Ahmad Jamalong Hadiri Rapat Kesiapan Asean Schools Games

Baca: Jadi Masyarakat Penggiat Anti Narkoba, Musrifah Tergerak Karena Keadaan Disekitar

Atas nama panitia, ia meminta maaf baik secara penyambutan, hidangan dan tempat kurang berkenan nantinya titidak berkesan kurang elok.

Dalam ceramah agamanya, KH. Muhammad Wafi Maimoen Zubair. LC. MA memaparkan tentang lingkungan yang baik. Berkumpul dalam suatu majelis pengajian yang dulu pernah dikisahkan pada zaman nabi musa alaih salam.

Pada kisah tersebut, menceritakan suatu negeri yang bernama negeri Tursina. Dimana juga nabi musa alaih salam dikejar Raja
Fir'aun beserta bala tentaranya sampai melewati laut merah yang terbelah menjadi jalan trowongan yang tidak mustahil bagi Allah Subhanahu Wa Taala, menolong dan menyelamatkan nabi musa.
lanjutnya.

Dalam membentuk suatu karakter yang baik tentunya harus selalu senantiasa berkumpul dengan orang sholeh, bukan berkumpul dengan orang - orang tholeh. Sholeh yang dapat memberikan cahaya untuk lingkungannya dan jika bersama orang sholeh jutru memberikan kegelapan.

"Seorang penceramah atau da'i harus tetap mengajak ummatnya kepada jalan kebaikan. Tugas mengajak dan menasehati orang orang yang jauh dari Allah Subhanahu Wataala. Namun jangan sampai kita yang mengajak malah terjerumus ketularan maksiat orang orang yang murkai Allah, sebab perantara lingkungannya yang tidak baik kita terlalt dekat." tegasnya

Umat hari ini harus kembali bersatu dengan kalimat laa IlaIlaha Illallah, muhamaddur rasulullah. Jaga lingkungan pendidikan anak dari orang orang yang akan menjauhkan dari Allah. Upayakan anak dididik oleh lingkungan pesantren bersama orang sholeh.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved