Warga Landak Diduga Mengalami Kekerasan Fisik dan Pelecehan Seksual di Beijing

Hingga saat ini, postingan tersebut sudah dibagikan sebanyak 225 kali, dengan 137 komentar

Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Postingan Neki Slow 

Warga Landak Diduga Mengalami Kekerasan Fisik dan Pelecehan Seksual di Beijing

LANDAK - Warga Negara Indonesia (WNI) yang dinikahi pria Cangzhou Beijing, diduga kembali mendapatkan kekerasan fisik dan seksual.

Hal tersebut diungkapkan langsung Meri Andani yang diduga menjadi korban oleh suami dan mertuanya, melalui akun facebooknya atan nama Neki Slow.

Melaui akun facebooknya, Meri Andani menulis curhatan perlakuan yang dialami. Ia memposting pada Rabu 17 April 2019 sekitar pukul 17.27 waktu setempat.

Baca: Kisah Sukses Gadis Putusibau di Tanah Rantauan

Baca: Mau Buat Akta Perkawinan? Ini Syaratnya

Baca: Faisal Riza: Tiga Orang Pembawa Uang Rp81,5 Juta di Melawi untuk Money Politic Belum Ditahan

Hingga saat ini, postingan tersebut sudah dibagikan sebanyak 225 kali, dengan 137 komentar.

Berikut isi postingan akun Facebook atas nama Neki Slow :

saya mohon kepada teman2 FB di indonesia di mana pun kalian tinggal saya yang bernama asli di bawah ini
nama:Meri Andani
ttg:05-08-1990
asal:ngabang KALIMANTAN BARAT
no paspor:C0629909
saya di jual di beijing oleh ejen2 yang tidak bertanggung jawab,dan selama saya berada di sini,saya mendapatkan kasus kekerasan dan pelecehan sex oleh mertua saya,saya sekarang berada di kantor polisi cangzhou beijing,untuk melaporkan kasus saya,tetapi bukannya keadilan yang saya dapatkan justru saya di tahan dan jarang di beri makan,sudah 3 minggu saya di tahan dan tidak ada respon dari kepolisian untuk memulangkan saya ke indonesia,keadaan saya sekarang juga sedang sakit,saya mohon bantuan dari teman2 FB,agar membantu saya melaporkan kasus saya sekarang di kepolisian indonesia,dan penegak hukum di indonesia
atas bantuannya saya ucapkan banyak terimakasih dan biarlah TUHAN yng akan membalas kebaikan teman2 FB semua.

Baca: Sambil Bersantai, Yuk Nikmati Bakso di Queen Cafe

Mengetahui informasi itu, Ketua DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Mempawah Mahadir langsung mencari tau alamat Meri di Ngabang Kabupaten Landak.

"Kami bertemu dengan kakak kandung Meri yakni Jeliana, dia mengaku apa yang dialami oleh adiknya di Beijing," ujar Mahadir kepada Tribun pada Jumat (19/4/2019).

Diakuinya, kakak Meri sudah memberikan kuasa kepada SBMI untuk mengurus permasalahan tersebut. "Kami akan dampinggi. Kita juga sudah koordinaasi dengan KBRI di Beijing, mereka sudah berkomunikasi dengan kepolisian Tiongkok," ungkapnya (alf).

Caption : 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved