Memahami Perayaan Tri Hari Suci Umat Katolik

Gereja Katolik di seluruh dunia akan memasuki Tri Hari Suci, yaitu mulai hari Kamis mendatang (18 April 2019).

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak, Paulus Mashuri 

Memahami Perayaan Tri Hari Suci Umat Katolik

Citizen Reporter
Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak
Paulus Mashuri

SINGKAWANG - Gereja Katolik di seluruh dunia akan memasuki Tri Hari Suci, yaitu mulai hari Kamis mendatang (18 April 2019).

Dalam Liturgi Gereja Katolik, Tri Hari Suci, yakni Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci (Vigili Paskah) dan Minggu Paskah.

Tri Hari Suci dimulai dengan Ekaristi petang pada hari Kamis Putih dan memuncak pada perayaan Malam Paskah, dan berakhir pada Ibadat Sore Minggu Paskah. Selama tiga hari suci ini Gereja merayakan misteri terbesar karya penebusan: sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus.
Tri Hari Suci merupakan bagian dari Pekan Suci. Rujukan tertua terhadap kebiasaan Pekan Suci ini ditemukan dalam Konstitusi Rasul (Didascalia Apostolorum), yang berasal dari paruh kedua abad ke-3 M.

Orang-orang Kristiani diperintahkan untuk berpantang anggur dan daging selama hari-hari ini, sementara pada hari Jumat dan Sabtunya mereka berpuasa penuh. Tri Hari Suci yang dirayakan di Indonesia mengikuti Ritus Barat.

Pada hari Kamis Putih Gereja mengenang Perjamuan Malam Terakhir Kristus bersama murid-murid-Nya dan penetapan Ekaristi.

Perayaan Kamis Putih ditata sebagai berikut: Pembukaan, Liturgi Sabda, Pembasuhan Kaki, Liturgi Ekaristi, dan Pemindahan atau Prosesi Sakramen Mahakudus dalam sibori.

Tabernakel dikosongkan, Lampu Allah dipadamkan, dan Sakramen Mahakudus dipindahkan ke tempat khusus.

Baca: Pernah Rasakan Seperti Audrey, Raditya Dika Beberkan Kekejaman Kakak Kelasnya Hingga Diteror

Baca: KPU Sambas Laksanakan Bimtek Tata Cara Penetapan Calon Terpilih Pemilu 2019

Baca: Penanyangan Film Game Of Throne Seosan 8, Hari Ini Simak Juga Cara Streaming Berikut Ini

Baca: Effendi: Caleg di Kayong Utara Sudah Baik Berpolitik

Tahun 2019 ini, menjelang perayaan Hari Kamis Putih (Senin-Selasa, 15/16 April 2019) diadakan rekoleksi para imam se-Keuskupan Agung Pontianak di Wisma Immaculata Susteran SFIC Pontianak, dan ditutup dengan Misa Krisma di Gereja Katedral Paroki Santo Yosef Pontianak yang akan dihadiri oleh para imam, diakon, biarawan-biarawati, dan umat beriman berkumpul bersama Uskup untuk merayakan Misa Krisma.

Pada kesempatan ini para imam memperbarui janji imamat di hadapan Uskup dan umat beriman.

Uskup juga memberkati tiga jenis minyak: minyak katekumen, minyak pengurapan orang sakit, serta minyak krisma.

Pembasuhan kaki pada Misa Kamis Putih (Kamis, 18 April 2019) mempunyai makna “yang kotor menjadi bersih.” Maka, pembasuhan kaki merupakan simbol dari pembersihan diri. Manusia berubah dari kehidupan yang “kotor” menjadi “bersih”, dengan menjauhkan diri dari segala dosa.

Dengan tindakan membasuh kaki para rasul, Tuhan hendak memberi teladan bagaimana para muird harus meletakkan dasar kehidupan bersama yang berlandaskan kasih dan pelayanan.

Teladan Kristus sungguh bermakna dalam hidup berkeluarga, di mana suami-isteri harus menghargai, mendukung dan mencintai satu sama lain.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved