Ustadz Abdul Somad
Makna Pilpres 2019 Bagi Ustadz Abdul Somad: Perlihatkan Mana Teman Sejati, Mana Lawan Berbaju Kawan
Makna Pilpres 2019 Bagi Ustadz Abdul Somad: Perlihatkan Mana Teman Sejati, Mana Lawan Berbaju Kawan
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Ustadz Abdul Somad mengungkapkan, pemilihan presiden tetap ada lima tahun sekali dari dulu hingga kini.
Lalu apa Pilpres 2019 bagi UAS? Dalam postingannya Ustadz Abdul Somad menuliskan, Pilpres 2019 bagi UAS menunjukkan sipa teman sesungguhnya.
"Pilpres 2019 bagi UAS?
Memperlihatkan mana teman sejati.
Mana lawan berbaju kawan selama ini," tulis UAS dalam unggahan di Instagramnya.
Ustadz Abdul Somad difitnah oknum tak bertanggung jawab dengan menggunakan akun twitter milik mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu.
Baca: UAS Difitnah Setelah Bertemu Prabowo, Ustadz Abdul Somad: Sudah Dipersiapkan dengan Matang
Dalam unggahannya, pelaku memposting video dan foto yang semuanya berisi fitnah terhadap Ustadz Abdul Somad.
Termasuk soal dukungan UAS ke Prabowo yang disebut peretas karena ada gratifikasi.
Akun @saiddidu yang diretas iyu menyebut UAS menerima bayaran Prabowo
Bahkan ada cuitan yang disimpan di dalam utas jika UAS menerima sejumlah uang dan rumah mewah, di JL. Kamboja Ds. Rimbo Panjang Km.20 Kec. Tambang , Kab. Kampar.
"Rumah UAS di JL. Kamboja Ds. Rimbo Panjang Km.20 Kec. Tambang , Kab. Kampar hasil pemberian dari PRABOWO untuk mendukung paslon PAS . Pantaskah Ulama seperti ini ? Mulut Seorang Ulama harusnya konsisten tidak berubah hanya demi HARTA Duniawi," cuit @saiddidu.
Tak hanya itu, pelaku juga memfitnah Ustadz Abdul Somad terkait persoalan gonta-ganti Istri.
Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu mengaku bahwa akun Twitter miliknya atas nama @saiddidu telah diretas oleh oknum tak bertanggung jawab.
Pengakuan tersebut disampaikan Said Didu melalui video yang beredar di media sosial.
Video pernyataan Said Didu diunggah ke Twitter oleh @AkunTofa, yang kemudian diretweet oleh Ferdinand Hutahaean.