Pemilu 2019
KPU Singkawang Tingkatkan Keamanan IT dari Serangan Siber
Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus memperkuat sistem informasi yang dibangun untuk publikasi pemilu kepada masyarakat.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Madrosid
KPU Singkawang Tingkatkan Keamanan IT dari Serangan Siber
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus memperkuat sistem informasi yang dibangun untuk publikasi pemilu kepada masyarakat.
KPU sudah melakukan langkah-langkah konkret untuk mencegah dan mengantisipasi serangan siber.
Pada tingkat kabupaten/kota telah mendapatkan bimtek memperkuat keamanan Informasi Teknologi (IT).
"Di mana salah satunya semua harus mulai menggunakan email resmi @kpu.go.id dalam berkomunikasi terkait data di internal KPU demi keamanan atas potensi serangan siber,” kata Anggota KPU Kota Singkawang, Umar Faruq, Jumat (15/3/2019).
Baca: Personel Satgas TMMD Kodim 1204/Sanggau Bopong Anak Usai Mengikuti Khitanan
Baca: Misa Penyambutan Salib HOMKKAP Dihadiri OMK Se-Dekanat Kota Pontianak
Baca: Ketua DPRD Sintang Minta Bahu Membahu Sosialisasikan Tata Cara Pemilihan yang Benar
Umar yang membidangi data dan informasi ini menjelaskan. Peningkatan keamanan di internal KPU ini tidak hanya diterapkan oleh komisioner saja, tetapi juga para pegawai di kesekretariatan dan operator per divisi.
Secara teknis, dirinya maupun para operator telah dibekali sistem peningkatan keamanan IT KPU.
Dari hal yang paling simpel, seperti dalam mengoperasikan komputer atau laptop di kantor, masing-masing disisipkan password.
Sehingga tidak semua bisa mengakses perangkat komputer yang berisi informasi kepemiluan. Bahkan, password ini secara berkala diperbaharui.
"Demikian juga dengan website dan medsos internal KPU, kami terus meningkatkan sistem keamanannya,” jelasnya.
Lebih lanjut Umar menuturkan, mengenai data pemilih, hal ini terintegrasi mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga pusat.
Data pemilih terintegrasi di Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih). Di daerah, tidak semua yang ada di KPU bisa membuka sistem ini, kecuali mereka-mereka seperti operator data dan informasi (Datin) yang sudah diberikan akses.
Hal itupun bisa dibuka jika pusat membuka karena memang keamanan data ini sangat diproteksi.
Selain di Sidalih, masing-masing KPU juga memegang data pemilih yang format excel maupun hard copy.
"Sehingga apabila ada serangan siber, KPU tetap memiliki data pemilih di masing-masing daerah,” tutur Umar.