Monitoring Program Sergap, Tim Dari Mabes TNI AD Kunjungan Kerja ke Kabupaten Sintang
Tim Program Serap Gabah Petani (Sergap) dari Mabes TNI-AD melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang dalam rangka monitoring Program Sergap
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Tri Pandito Wibowo
Monitoring Program Sergap, Tim Dari Mabes TNI AD Kunjungan Kerja ke Kabupaten Sintang
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG- Tim Program Serap Gabah Petani (Sergap) dari Mabes TNI-AD melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang dalam rangka monitoring Program Sergap yang telah dilaksanakan Kodim 1205/Sintang dan Bulog Sub Divre Sintang.
Ketua Tim Sergap Kalbar dari Mabes TNI-AD, Kolonel Rachmat SW bersama anggota tim didampingi langsung oleh Kepala Bulog Sub Divre Sintang Maradona Singal dan Dandim 1205/Sintang Letkol Inf Rachmat Basuki.
"Kita adalah Tim Sergap dari Mabes TNI-AD, dimana tim ini merupakan tim yang dibentuk dengan bekerjasama dengan Bulog, khususnya dalam program penyerapan gabah petani kepada Bulog," katanya, Kamis (14/3/2019) pagi.
Oleh karena itu, pada hari ini pihaknya melakukan kunjungan kerja dalam memantau penyerapan gabah maupun beras dari petani oleh Bulog di Kabupaten Sintang. Pihaknya juga sempat berkunjung ke gudang logistik Bulog.
Baca: PREDIKSI Liga Eropa Nanti Malam - Arsenal Pincang di Pertahanan Mengejar Misi Comeback
Baca: Karolin Dorong Caleg Perempuan Maksimalkan Kinerja Meraih Dukungan Masyarakat
Baca: Dapat Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, Camat Nanga Taman: Rumah Telah Selesai Dikerjakan
"Kita tahu bahwa kita perlu stok untuk antisipasi apabila terjadi gejolak harga. Untuk menjamin kesejahteraan pangan, kita berusaha mengimbau para petani untuk menyisihkan sebagian berasnya untuk dijual ke Bulog," jelasnya.
Lanjutnya bahwa gabah atau beras yang dijual petani ke Bulog tersebut, selanjutnya juga akan digunakan untuk menjamin ketersediaan pangan dalam satu tahun. Sehingga mengantisipasi permainan harga beras oleh tengkulak.
Untuk di Kalimantan Barat sendiri, menurutnya memang kondisinya produksi berasnya masih sangat terbatas, termasuk kabupaten-kabupaten sehingga harus mengambil kebutuhan beras dari kabupaten lain hingga luar provinsi.
"Kemarin kita ke Putussibau, kita lihat di sana spot-spotnya memang kecil sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dia harus mengambil beras dari daerah lain. Termasuk di Sintang, sama kondisinya," jelasnya.
Kemudian terkait pelaksanaan program Sergap di wilayah Kalbar, dan Sintang khususnya. Menurutnya memang masih terkendala masalah perbedaan standar harga. Sebab harga yang ditetapkan Bulog sesuai standar nasional.
"Dalam Inpres tersebut, pemerintah atau Bulog hanya bisa ambil dengan harga Rp. 8030,- sementara harga di petani di Sintang antara Rp. 10.000,- sampai Rp. 11.000,-. Sehingga untuk menyerap cukup susah," jelasnya.