Tanggapan Masyarakat Atas Penerapan Plastik Berbayar dari Aprindo
Diterapkan nya kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) per 1 Maret
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
Tanggapan Masyarakat Atas Penerapan Plastik Berbayar dari Aprindo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Diterapkan nya kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) per 1 Maret, ternyata banyak ditanggapi oleh masyarakat Kalbar yang berbelanja di Mitra Mart Pontianak.
Satu diantaranya adalah, Novita Sari seorang pelajar yang berbelanja kebutuhan pribadi di Supermarket tersebut mengaku bahwa diterapkannya kebaikan tersebut adalah hal yang sangat positif untuk mengurangi konsumsi plastik.
"Saya sangat setuju dengan adanya kebijakan tersebut, dan tidak mempersalahkannya karena itu merupakan salah satu cara untuk mengurangi kantong-kantong plastik dan sampah masyarakat," ujarnya.
Baca: Kerahkan 200 Orang Sortir dan Lipat Surat Suara, KPU Pontianak Pastikan Tak Asal-Asalan
Baca: Ucapkan Selamat, Safruddin: Laksanakan Kinerja Dengan Maksimal
Baca: Paska Dilantik, Ismail: Lanjutkan Program Bupati Mempawah
Namun, beberapa diantara konsumen dan teman Novita tidak selaras dengan tanggapan tersebut yaitu Salta yang mengaku bahwa boleh saja diterapkan plastik berbayar tetapi tidak sampai terlalu mahal hingga merugikan masyarakat.
"Kalau harganya masih dibatas wajar saya setuju, tetapi jika harganya terlalu mahal itukan memberatkan," imbuhnya.
Mengambil satu diantara konsumen ibu-ibu, yaitu Helena yang berbelanja dengan seorang anak lelakinya mengaku bahwa kebijakan tersebut sangat memberatkan masyarakat.
"Gini ya, kita berbelanja pastikan ada pajak. Untuk apalagi kita bayar, kalau seperti saya belanjanya banyak pastikan perlu plastik yang banyak, mau berapa lagi yang harus saya keluarkan untuk setiap kali belanja. Penerapan pakai wadah sendiri, ya saya kan kerja mana mungkin saya bawa terus wadah pribadi untuk belanja," paparnya.
Selain itu ia juga mengomentari bahwa mengurangi sampah adalah pribadi dari setiap masing-masing orang. Masyarakat itu di didik dengan aturan buang sampah sembarang atau sampah berlebihan dibuat aturannya, sehingga tercipta kesadaran.
"Jadi kalau bayar lagi, semua itu mahal ya, setiap hari saya juga harus belanja untuk kebutuhan keluarga, maka penekanan sampah itu harus melalui pribadi masing-masing," pungkasnya.