Kontras Kecam Kekerasan Terhadap Jurnalis yang Merupakan Pilar Demokrasi

pekerja media alami persekusi, intimidasi, dan bahkan kekerasan, berarti demokrasi terancam karena pekerjaan salah satu pilarnya terganggu

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/LEO PRIMA
Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Pewarta Foto Indonesia (PFI), bersama pers mahasiswa dan elemen jurnalist lainnya, menggelar peringatan hari kemerdekaan pers sedunia, di Bundaran Tugu Degulis Untan, Pontianak, Rabu (3/5/2017). Mereka menuntut hak kebebasan menyampaikan pendapat dan kelayakan upah jurnalis. 

Kontras Kecam Kekerasan Terhadap Jurnalis yang Merupakan Pilar Demokrasi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) mengatakan, kekerasan pada jurnalis adalah bentuk terancamnya demokrasi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Koordinator Kontras Yati Andriyani saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/2/2019).

"Kalau jurnalis, sebagai pekerja media alami persekusi, intimidasi, dan bahkan kekerasan, berarti demokrasi terancam karena pekerjaan salah satu pilarnya terganggu," terang Yati.

Yati mengungkapkan, Kontras mengecam keras tindakan kekerasan ini dan mendesak aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus tersebut.

"Jika kasus-kasus kekerasan pada jurnalis tidak diselesaikan, maka akan muncul kasus serupa di kemudian hari. Masyarakat juga terinspirasi untuk semakin tidak menghargai pekerjaan jurnalis," paparnya.

Baca: Berkunjung ke Ponpen Sunan Drajat, Prabowo: Tampang Kalian Ini Ya Uangnya Terbatas?

Ia menambahkan, jika pekerjaan para jurnalis di lapangan tidak aman, masyarakat juga akan mendapatkan kerugian atas informasi.

"Persekusi pada jurnalis juga dapat dilihat sebagai upaya menghalangi hak-hak masyarakat untuk mendapatkan informasi faktual dan objektif," kata Yati.

Maka dari itu, Yati mengimbau media sebagai korporasi untuk juga menggunakan semua sumber dayanya dalam mendukung kerja jurnalis di lapangan. Pemilik media tak boleh abai pada pekerjanya.

"Selain aparat penegak hukum, pemilik media juga harus memperhatikan keselamatan kerja jurnalisnya. Pakai seluruh sumber daya untuk melindungi kerja jurnalis di lapangan," pungkasnya.

Pada Kamis (21/2/2019) pekan lalu, jurnalis Detik.com dan CNN Indonesia mengalami persekusi, penganiayaan, dan tindak kekerasan saat melakukan peliputan Malam Munajat 212 di Monas. (*)

Artikel ini telah terbit di kompas.com dengan judul Kontras: Kekerasan terhadap Wartawan Tanda Terancamnya Demokrasi

Sumber: Kompas.com
Tags
Kontras
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved