Angka Kemiskinan di Kalbar Menurun, Pitono: Masih Tinggi Dibandingkan Provinsi Lain
Peranan komoditi makanan terhadap garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Tri Pandito Wibowo
Angka Kemiskinan di Kalbar Menurun, Pitono: Masih Tinggi Dibandingkan Provinsi Lain
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar, Pitono mengatakan profil Kemiskinan Provinsi Kalbar September 2018 menurun sebesar 17,35 ribu orang dari 387,08 ribu (7,77 persen) dari bulan Maret, menjadi 369,73 ribu orang (7,37 persen).
Persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat mengalami penurunan 0,40 poin pada periode Maret 2018 hingga September 2018. Apabila diamati lebih mendalam, persentase penduduk miskin untuk daerah perdesaan mengalami penurunan dari 9,16 persen pada Maret 2018 menjadi 8,84 persen pada September 2018 (turun 0,32 poin).
"Tingkat kemiskinan kita sudah turun lagi dari data statistik yang kita tampilkan, akan tetapi jika kita bandingkan se pulau Kalimantan, Kalbar masih tertinggi tingkatnya, dan tugas kita adalah menurunkan disparitas antara kota dan desa tidak terlalu tinggi," ujarnya, Rabu (6/2/2019).
Baca: Maling Rokok Capai Belasan Juta di Minimarket, Pemuda Ini Berhasil Ditangkap Polisi
Baca: Polresta Tetapkan 2 Orang Tersangka Insiden Pasar Mawar
Pitono mengatakan, Daerah perkotaan juga mengalami penurunan dari 5,03 persen pada Maret 2018 menjadi 4,58 persen pada September 2018 atau mengalami penurunan 0,45 poin. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2018 sebesar 9,16 persen turun menjadi 8,84 persen pada September 2018. Garis kemiskinan pada Maret 2018 sebesar Rp409.287,- perkapita/bulan, kemudian pada September 2018 meningkat menjadi Rp420.831,- perkapita/bulan.
Selama periode Maret 2018 hingga September 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan menurun sebanyak 5,16 ribu orang (dari 84,52 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 79,36 ribu orang pada September 2018), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 12,19 ribu orang (dari 302,56 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 290,37 ribu orang pada September 2018).
Jika dibedakan berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan, garis kemiskinan perkotaan pada Maret 2018 sebesar Rp 423.128,- naik menjadi Rp434.470,- pada kondisi September 2018. Garis kemiskinan perdesaan pada Maret 2018 sebesar Rp402.349,- naik menjadi Rp413.806,- pada September 2018.
"Peranan komoditi makanan terhadap garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2018 tercatat sebesar 77,97 persen. Berbeda dengan kondisi Maret 2018 yaitu sebesar 78,85 persen," pungkas Pitono.
Baca: 4-6 Hoaks Perhari di Januari, Isu Tujuh Kontainer hingga Video 4 Hari Dimakamkan Kembali Hidup
Baca: VIDEO: Motor Jadul, Seperti Inilah Tampilan Honda Astrea Star 1986 Milik Sincan