Inisiator Kelompok Belajar Anak Berkebutuhan Khusus, Merpati Prihatin Kondisi ABK di Terentang
Azmi mengatakan ABK merpati mulai beroperasi dari Februari 2017, dengan Jumlah anak ABK sebanyak 25 orang
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
Inisiator Kelompok Belajar Anak Berkebutuhan Khusus, Merpati Prihatin Kondisi ABK di Terentang
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Inisiator Kelompok Belajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Merpati Ulul Azmi menceritakan tentang keadaan yang dialami oleh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk memperoleh pendidikan sesuai dengan kemampuan mereka di Desa Radak Baru, Kec. Terentang, Kab. Kuburaya.
Azmi mengatakan ABK merpati mulai beroperasi dari Februari 2017, dengan Jumlah anak ABK sebanyak 25 orang dari seluruh Desa Terentang, Kab. Kubu Raya.
"Untuk di Desa Radak Barunya sendiri ada 13 anak berkebutuhan khusus," ujar Azmi.
Walaupun mereka memiliki keterbatasan, mereka memilik semangat belajar yang sangat besar.
Baca: Jelang Perayaan Imlek, Suharyanto: Pastikan LPG Subsii Aman
Baca: Koloborasi Film, Single lagu, dan Gerakan Peduli Kelompok Belajar ABK Merpati di Terentang
Baca: Murah dan Mudah! Atasi Jerawat dan Warna Kulit Tidak Rata Dengan Masker Wajah Kayu Manis
Para anak ABK ini dijadwalkan untuk seminggu sekali melakukan pertemuan untuk belajar bersama.
Guru di ABK Merpati ini adalah Sri Laswanti yang juga memiliki dua anak kandungnya yang memiliki keterbatasan dari kelima anak kandungnya.
Sri adalah seorang janda yang harus menghidupi 5 anak dengan keterbatasan kedua anaknya itu, namun ia masih menyempatkan diri untuk menjadi pengajar volunteer di ABK Merpati. Selain itu Sri juga menjadi guru di Paud merpati dengan gaji hanya Rp.250 ribu saja perbulannya.
Azmi menjadi satu diantara orang yang peduli akan keadaan mereka disana hingga membuat kelompok Belajar untuk para anak ABK.
"Ispirasinya didapat karena melihat anak berkebutuhan khusus di Terentang jumlahnya lebih banyak dari pada jumlah pada umumnya," ujar Azmi saat ditemui usai laucing film dan single baru untuk Anak ABK di cafe tepian Sungai Kapuas, minggu (3/2).
Mungkin biasa sering ditemukan satu atau dua anak ABK disebuah desa, tetapi di Desa Radak Baru khususnya ada 13 orang anak ABK.
"Kalau untuk seluruh Kecamatan ada 25 orang dan belum didata semua, dan yang ini datanya hanya sampai umur 18 tahun saja," ujar Azmi.
Baca: Mohamed Salah Pemain Terbaik Liga PFA Januari 2019! Singkirkan 3 Bintang Manchester United
Baca: VIDEO: Tangis Orangtua Asuh Warnai Doa Bersama di Sedekah Akbar Pontianak Bersama Ribuan Anak Yatim
Baca: Pelaksanaan Apel Gelar Pasukan Ops Pol Liong Kapuas 2019 Polres Mempawah
Jadi melihat kondisi itu Azmi berupaya untuk memberikan dan membatu agara anak ABK di Terentang mendapatkan hak pendidikan.
Supaya mereka bisa mandiri, minimal mereka mau bergaul dengan masyarakat luas dan tidak minder.
"Ada satu anak yang saya liat dia tiga beradik disabilitas semua, kalau anak ibu Sri dua orang yang disabilitas. Malahan yang tua tidak mau bersosialisasi dengan temannya," ujar Azmi.