Guru GTT di Sintang Dapat Insentif Rp1.2 Juta Per Tahun

Sekolah-sekolah yang masih perlu penanganan menjadi prioritas tentu akan selalu kami programkan dan perlu dukungan pendanaan

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/WAHIDIN
Tenaga Guru Honorer SDN 15 Semerah Timbai Kelas Jauh, Agatha Tania Erlina membawa bayinya saat mengajar murid kelas 1 SDN 15 Semerah Timbai, Senin (13/8/2018) lalu. Dirinya hanya digaji sebesar 300 ribu perbulan dari Dana BOS.   

Guru GTT di Sintang Dapat Insentif Rp1.2 Juta Per Tahun

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sintang adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang paling bertanggungjawab tentang berbagai masalah pendidikan di Sintang yang perlu segera dituntaskan. 

Kepala Disdikbud Sintang, Lindra Azmar menilai perhatian pemerintah dari tahun ke tahun akan kondisi dunia pendidikan semakin baik. Meski tidak dapat diselesaikan sekaligus, namun perlahan sudah mulai terjawab. 

Lindra menyampaikan, bagi guru honorer sekolah atau guru tidak tetap (GTT) yang selama ini digaji dengan dana biaya operasional sekolah (BOS) sangat minim sedikit mendapatkan perhatian melalui intensif dari Pemkab Sintang. 

"Alhamdulillah tahun ini, guru-guru GTT kita ada perhatian pemerintah didukung DPRD bahwa mendapatkan insentif sebesar Rp.1200.000,-pertahun yang diterima sebesar Rp.600.000,- per semester," katanya, Senin (28/1/2019) pagi. 

Baca: Tahun 2020, Citra Duani Pastikan Prioritaskan Program Kerja yang Sesuai Aspirasi Masyarakat

Baca: Hadiri Hari Bhakti Imigrasi ke-69, Daud: Instansi Pertama Memulai Sistem Elektronika

Menurut Lindra, ini merupakan salah satu masalah yang coba dijawab oleh pemerintah daerah. Meskipun memang kenyataan di lapangan masih banyak persoalan-persoalan seperti infrastruktur dan lain sebagainya. 

"Sekolah-sekolah yang masih perlu penanganan menjadi prioritas tentu akan selalu kami programkan dan perlu dukungan pendanaan. Kami akan bekerja keras dan kami tingkatkan koordinasi ke semua komponen," jelasnya. 

Namun Lindra menjelaskan sekolah mengalami kerusakan dari tahun ke tahun semakin berkurang. Dirinya menjelaskan bahwa memang setiap tahun kita dorong selalu ada rehab gedung sekolah maupun rumah dinas guru. 

"Jadi sekarang untuk SD rusak berat sekitar 30 persen, SMP 15 persen. Tetapi ada PR kami bahwa sekolah-sekolah yang baru dinegerikan kemarin adalah menjadi prioritas kita, mudah-mudahan nanti melalui anggaran perubahan," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved