Tenaga Pengajar di Pusaran Generasi Millenial

Indonesia, tercatat di APBN negara, anggaran yang disediakan oleh pemerintah pada tahun 2018 untuk bidang pendidikan

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
ILUSTRASI. Pelajar mengikuti kegiatan kemah penggalang sosialisasi Saka Widya Budaya Bhakti diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang 

Tenaga Pengajar di Pusaran Generasi Millenial

Citizen Reporter
Abdullah Ramadhani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univ. Tanjungpura

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Meningkatkan mutu negaranya, banyak negara menyediakan sarana dan prasarana selengkap mungkin agar dapat menunjang tujuan besar yang ingin dicapai suatu negara tadi, khususnya dalam hal bidang pendidikan, hampir semua negara sangat memperhatikan khusus bidang ini, bahkan anggaran pun di gelontorkan sebesar mungkin agar bisa menghadirkan mutu pendidikan yang berkualitas.

Baca: Dukung Prabowo-Sandi, Perwakilan 7 Suku Teluk Bintuni Papua Datangi Kantor BPN di Jakarta

Baca: Sepekan Layangan Makan 6 Korban, Dua Diantaranya Meninggal Dunia

Baca: Kesedihan Luar Biasa Thierry Henry Pasca Dipecat AS Monaco

Indonesia, tercatat di APBN negara, anggaran yang disediakan oleh pemerintah pada tahun 2018 untuk bidang pendidikan menunjukkan angka yang sangat fantastis yaitu sebesar Rp. 444,131 Triliun atau 20% dari apbn negara, anda pasti sangat terkejut melihat angka ini karena anggaran pendidikan dari data tahun 2014 hingga saat tahun 2018 pemerintah terus menaikkan jumlah dana yang digelontorkan terhadap soalan pendidikan, ini kabar baik dan tentu kita sangat apresiasi pemerintah pusat untuk memperhatikan kualitas pendidikan kita.

Pertanyaannya, anggaran kita besar, apakah dilapangan menunjukan fakta yang selaras?

Ternyata besarnya anggaran tidak menunjukkan hasil yang positif, dilansir dari World Bank, Kualitas pendidikan di indonesia masih sangat rendah, angka buta huruf saja lebih besar ketimbang negara di asia tenggara yaitu salah satunya vietnam.

Masih ada lagi, konon kabarnya sistem pendidikan di indonesia ini masih buruk sangat kalah telak dibandingkan negara-negara dibenua eropa dan negara maju lainnya, padahal jika kita tarik alur sejarah, negara ini dibentuk oleh-oleh putra putri bangsanya yang terkenal cerdas dan pintar, bahkan dunia mengakui itu.

Ah, saya capek membahas soalan pendidikan di Indonesia yang masih carut marut, yang masih banyak mafia politik yang bermain didalamnya, dan tak habis-habis untuk diperbincangkan, kita doakan semoga Indonesia lekas bangkit dan berubah.

Saya lebih ingin membahas bagaimana sekolah bisa menghadirkan lingkungan sebenar-benar belajar sebagaimana memang tempat itu diberi nama "Sekolah". Sekolah, jika dikutip dari KBBI arti sekolah lebih ditunjukkan sebagai tempat atau bangunan, kita tidak bisa pungkiri, sebagai manusia, kita dituntut untuk senantiasa belajar agar bisa menjadi manusia yang berguna dan berdaya, maka satu-satunya pilihan ideal bagi orangtua ialah memastikan anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang layak dengan membentuk pribadi anaknya dengan baik yaitu memasukan anaknya diruang lingkup belajar yang sekiranya baik dan mendukung keinganan dari orangtua tadi.

Indonesia darurat anak muda!!!

Ramalan indonesia tentang bonus usia penduduk produktif yang akan mencapai titik kulminasinya pada tahun 2030 an ke atas bukan hanya isapan jempol belaka, data yang dipunya oleh pemerintah memang berkata seperti itu. Pertanyaan muncul, apakah akan benar menjadi kabar bahagia bagi kita, sebagaimana kata bonus itu muncul, karena bonus itu kan dimaknai oleh kita ialah sebuah pemberian lebih yang biasanya punya nilai sangat tinggi bisa berupa materi dan non materi, apakah benar akan jadi kabar bahagia?. Saya punya firasat berbeda, kemajuan dunia saat ini sungguh sangat deras menghantam kita, berbagai macam terobosan baik itu dibidang IT ataupun yang lainnya, seakan-akan memperlihatkan peran manusia akan terdisrupsi, tentu barangkali fakta tadi tidak bisa elakkan, maka masyarakat indonesia di ingatkan untuk bisa memiliki kemampuan shifting yang cepat.

Terlalu banyak efek buruk!

Kemajuan dunia tadi memberikan dampak yang begitu terasa, aktivitas manusia seakan-akan begitu sangat mudah dan cepat, bagaimana mungkin di jam 13.00 misalnya, saya masih di indonesia lalu kemudian di sore harinya di jam 16.00 saya sudah berada dibagian negara di asia tenggara yaitu singapura, ya, tubuh, otak, dll memang benar ada di singapura, terus kemudian tentang berkomunikasi dengan teman atau kerabat berbeda negara, dulu mungkin kita harus menulis pesan-pesan yang ingin ditanyakan atau ada yang ingin disampaikan melalui surat, lalu kemudian kita kirim menggunakn pos, sekarang? kita ambil contoh WhatsApp merupakan aplikasi komunikasi yang banyak memiliki penggunanya dibelahana dunia manapun, karen didalam satu aplikasi tadi anda bisa langsung bisa untuk menelpon, sms, bahkan anda langsung bisa melihat wujud teman atau saudara anda via WA di fitur video call Nya. Sekarang dimana bagian buruknya? terciptanya terobosan manusia yang dihadirkan dengan macam bentuk seperti teknologi dll jelas punya efek, ada 2 efek yang hadir yaitu baik dan buruk, Indonesia termasuk yang tidak sedikit terkena dampak negatif tadi.

Darurat! 63.066 Anak Indonesia Terkontaminasi Pornografi

19 Maret 2018 lentera.co.id menuliskan tentang kondisi anak-anak di indonesia yang terkena dampak buruk dari hadirnya kemutakhiran IT, mencapai angka ribuan itu tidak sedikit lho! siapa yang ingin kita salahkan disini, siapa? siapa? siapa?.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved