Mahasiswa Program Doktor Universitas Negeri Padang Berikan Edukasi Untuk Digital Native
Disini kita tidak tidak hanya mengajak mereka eksis di sosmed saja, tetapi juga eksis juga dibidang pendidikan.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Dhita Mutiasari
Mahasiswa Program Doktor Universitas Negeri Padang Berikan Edukasi Untuk Digital Native
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK-Mahasiswa Muda Program Doktor Universitas Negeri Padang sekaligus Dosen di IKIP PGRI Pontianak Unung Verawardina mengisi sebagai pembicara di Seminar Teknologi tentang Eksistensi Penggunaan Teknologi untuk Digital Nativ di Auditorium Universitas Tanjungpura, sabtu (19/1).
Unung mengatakan era Digital Native dimana anak muda yang kesehariannya sudah terbiasa menggunakan teknologi, karena lahirnya memang sudah di era berkembangnya teknologi dan internet yang lahir dari tahun 1996 sampai 2010.
Digital native istilah lainnya Generasi native, termaksud kategori genarasi Z, Dimana generasi mereka lebih terbuka dengan teknologi dan lebih mahir dalam penggunaannya. Misalnya di Sosial Media (sosmed) seperti Facebook, Whatsapp, Instagram, Twitter dan lain-lain.
Baca: SAR Pontianak Terjunkan 2 Tim Rescue untuk Korban Kapal Karam di Semitau
Baca: Daniel Sebut Cak Imin Berikan Semangat Untuk Kader di Kalbar Menyatu Dengan Masyarakat
Baca: 39 Orang Berada di Pusaran Prostitusi Bintang Mas, Pemkab Kubu Raya Lakukan Penertiban
Disini kita tidak tidak hanya mengajak mereka eksis di sosmed saja, tetapi juga eksis juga dibidang pendidikan.
"Kita sebagai pengguna harus bisa memanfaatkan aplikasi di Playstore untuk belajar seperti perpustakaan digital untuk mencari sumber ajar," ujar Unung.
"Kita juga bisa membuat penjadwalan mata kuliah, kemudian bisa memanfaatkan untuk mempelajari latihan latihan soal, memanfaatkan kamus bahasa inggris dan lain sebagainya," pungkasnya.
Unung juga membahas mengenai e-learning di era industri 4.0 terutama di digital native yang sistem belajarnya harus mandiri berpusat pada peserta didik.
"Kita harus bisa memanfaatkan e-learning atau pembelajaran elektronik sehingga belajar itu bisa dilakukan dimana dan kapan saja," ujar Unung.
Harus diketahui e-learning ini tidak hanya sekedar materi saja yang ada di dalamnnya, tetapi ada juga forum diskusi, fasilitas chating,dan dapat berinteraksi dengan dosen, dan mahasiswa lainnya, juga materi dapat dikemas dengan bentuk audio visual yang memang lebih disukai digital native saat ini.
"Negara kita ini cenderung melihat perkembangan teknologi dan internet ke arah narsistik," ujarnya kembali.
Jadi hal seperti itu untuk generasi digital native sangat wajar. Disinilah peran kita sebagai dosen dan orang tua.
Sebisa mungkin memberikan edukasi, bukan melarang mereka bermain sosmed, tetapi mendampingi bagaimana menggunakan sosmed itu untuk kreatif dan inovatif, terutama memanfaatkan kecangihan tersebut dalam belajar.
"Karena jika dilarang percuma mereka akan buka diam-diam," ujar Unung. Maka dari itu perlu pendampingan.
Untuk mengkombain atau blended guru atau dosen harus bisa menggunakan teknologi dan bagaimanapun harus menyeimbangi generasi digital sekarang.
"Karena tidak dipungkiri mereka lebih update," tutup Unung.