Harga Komoditas Kelapa Kopra Anjlok, Disperindagnaker Sebut Ada 3 Faktor Penyebab
Hal ini ditanggapi serius oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Ketenaga Kerjaan Kabupaten Mempawah...
Penulis: Ramadhan | Editor: Dhita Mutiasari
Harga Komoditas Kelapa Kopra Anjlok, Disperindagnaker Sebut Ada 3 Faktor Penyebab
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Petani Kelapa keluhkan harga beli kelapa kopra hanya sekitar Rp 2.700-3.600 per kilogram. Sementara itu, harga kelapa bulat hanya sekitar Rp 300-500 per butir.
Harga kopra dan kelapa bulat saat ini tidak seperti beberapa bulan lalu. Dimana enam bulan lalu di Kabupaten Mempawah. Harga kelapa bulat masih Rp. 6.000 per butir, sedangkan kopra masih diatas Rp. 10.000.
Baca: Harga Komoditas Kelapa Kopra Anjlok, Petani Keluhkan Tak Bisa Penuhi kebutuhan
Baca: Pantai Pulau Datok Sepi Pengunjung
Baca: DPRD Minta SKPD di Ketapang Optimalkan Anggaran
Tentunya, turun drastisnya harga dua komoditas itu berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat.
Hal ini ditanggapi serius oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Ketenaga Kerjaan Kabupaten Mempawah.
Kasi Metrologi Waslin Konsumen Disperindagnaker, Hendri menyebutkan turunnya harga komoditas kelapa dan kopra ini. Dipengaruhi oleh beberapa, peratama faktor kualitas dimana kualitasmya tidak mampu bersaing di pasar dagang.
"Kedua faktor kuantitas, dimana jumlah kelapa kita kurang banyak. Sehingga kelapa jangankan untuk di jual keluar, di daerah sendiri kadang ada kekurangan," ujar Hendri.
Untuk faktor ketiga, lanjut Hendi harga komoditas alam yang cenderung naik turun. Ini mengikuti situasi pasar global, yang tidak bisa ditentukan.
Hendri mengatakan pihaknya bersama dinas pertanian dan perkebunan sudah melakukan beberapa upaya. Upaya yang dilakukan ini, untuk membina petani agar kualitas kelapa ini meningkat.
"Kualitas ini kan, kaitannya dengan ukuran kelapa atau jumlahnya. Konsen kita sekarang mengawal harga, dan membina para petani," imbuhnya.
Hendri mengungkapkan harga kelapa bulat sekarang sekitar Rp. 600 per buah. Ia menilai dengan harga segitu seharusnya petani tidak terlalu mengeluhkan, namun yang mengeluhkan ini terkadang pengusahanya.
"Akan tetapi tidak bisa di pungkiri, dunia perdagangan ini fluktuaktif, kadang naik ataupun turun. Disamping itu pemerintah sendiri memang harus mempertahankan harga kedua komoditas ini, namun memang itu tadi kita minta kualitasnya ditingkatkan," pungkas Hendri.