Edi Kamtono Heran, Pegawai Yang Mengajukan Perceraian Didominasi Guru
Ia heran dan bingung, mengapa perceraian ASN di Kota Pontianak selalu didominasi oleh dari kalangan guru.
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sebanyak 16 orang guru di Kota Pontianak mengajukan perceraian dan meminta izin pada Wali Kota Pontianak selama tahun 2018.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menuturkan dari 36 kasus perceraian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Pontianak 16 kasusnya adalah gugatan yang diajukan oleh guru.
Baca: Ajukan Cerai, 16 Guru di Pontianak Bakal jadi Janda
Baca: Frustrasi Digugat Cerai Istri, Rino Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri
Baca: Harga Tiket Presale Konser Kodaline dan Cara Membeli, Waktu Penjualan Tiket Presale Terbatas
Ia heran dan bingung, mengapa perceraian ASN di Kota Pontianak selalu didominasi oleh dari kalangan guru.
"Sepanjang 2018, seingat saya ada 36 kasus perceraian pegawai dan yang paling mendominasi adalah guru," ucap Edi Kamtono saat diwawancarai di Pengadilan Agama Kelas IA Pontianak, Rabu (9/1/2019).
Edi menambahkan, bahkan ada seorang guru yang sudah berkepala lima umurnya masih mengajukan gugatan cerai.
"Saya paling berat menandatangani persetujuan perceraian ASN, maka saya harus tanya betul-betul alasannya. Kalau sudah saya tanya betul maka saya ucapkan Bismillah saat tanda tangan," ceritanya.
Edi menjelaskan angka perceraian di Kota Pontianak yang ia dapatkan setiap tahun berpariasi, tapi gejala peningkatan selalu ada.
"Alasannya seperti yang disampailan oleh Bapak Ketua Pengadilan Agama, misalnya gender, ekonomi, informasi dan komunikasi, kemudian persoalan sosial lainnya,"jelas Edi.
Lebih lanjut ia bercerita, berdasarkan informasi yang didapatkan setiap ASN yang menghadap memint izin cerai dengan dirinya.
"Untuk ASN sendiri macam-macam juga penyebabnya, kalau kita lihat banyak faktor ekonomi, perbedaan karakter, adanya pihak ketiga," tambahnya.
Terjadinya perceraian, menurutnya juga menyangkut masalah integritas dari pasangan, harusnya bersabar, memaknai perbedaan karakter dan keluarga.