Tarif Angkutan Udara Jadi Penyumbang Inflasi Akhir Tahun
Inflasi kelompok administered prices tetap terjaga, meskipun meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bank Indonesia Perwakilan Kalbar merilis inflasi volatile food pada November 2018 lebih rendah dari pola historis, meskipun meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mengalami inflasi 0,23 persen (mtm) pada November 2018, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,17 persen (mtm).
Inflasi volatile food pada bulan November 2018 terutama bersumber dari komoditas bawang merah, beras, telur ayam ras, tomat sayur, dan wortel. Sementara itu, harga komoditas pangan lainnya seperti cabai merah, daging ayam ras, melon, pepaya, cabai rawit, dan minyak goreng menurun.
Baca: Tercium Bau di Kabin, Pilot Pesawat Garuda Jakarta-Pontianak Putuskan Balik ke Bandara
Baca: Singkawang Dapat Bantuan Pemerintah Pusat Bantu Rp 10 Miliar untuk Pembangunan Bandara
Inflasi kelompok administered prices tetap terjaga, meskipun meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya.
Inflasi kelompok administered prices pada bulan November 2018 sebesar 0,52 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,32 persen (mtm).
Peningkatan inflasi kelompok ini terutama bersumber dari inflasi tarif angkutan udara seiring peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Peningkatan inflasi juga dipengaruhi dampak lanjutan dari kenaikan harga Bahan Bakar Khusus pada Oktober 2018. Selain itu, kenaikan inflasi rokok kretek filter dan rokok kretek juga turut menjadi pendorong inflasi kelompok administered prices pada bulan ini.
Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 3,07 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya sebesar 2,74 persen (yoy).
Bank Indonesia memandang inflasi yang terkendali tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5±1 persen.
Ke depan, Bank Indonesia akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi tetap berada pada level yang rendah dan stabil.