Terkait Masalah Hukum Terhadap Anak, Happy Foundation Adakan Diskusi Publik

Acara ini dibuka dengan sambutan dari salah satu pendiri Happy Foundation yakni Happy Hendrawan.

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ YA' M NURUl ANSHORY
Happy Hendrawan sedang memberikan kata sambutan pada Diskusi Publik yang dilakukan Happy Foundation, Sabtu (1/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ya' M Nurul Anshory

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -Happy Foundation adakan diskusi publik dengan pakar dan praktisi hukum, di Aula Makodim 1207, Jl Gusti Sulung Lelanang, Sabtu (1/12) pagi.

Dalam diskusi ini hadir sebagai pembicara Pakar Hukum Pidana, Hery Firmansyah, komisioner KPPAD Tumbur Manalu, Praktisi Hukum, Dewi Aripurnamawati.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari salah satu pendiri Happy Foundation yakni Happy Hendrawan.

Perlu diketahui, Happy Foundation ini fokus pada persoalan anak.

" Kami fokus pada anak yang bermasalah dengan hukum, anak berkebutuhan khusus, anak disabilitas dan anak-anak yang secara norma sosial dianggap tidak benar, seperti anak jalanan (punk)," ujar Hery Firmansyah.

Baca: Ikut Kejuaraan di Pontianak, Ini Kasan Atlet Petanque Asal Sabah Malaysia

Baca: H2H Persela Lamongan Vs Persib: Prediksi, Statistik dan Line Up Starting XI Liga 1 Indonesia 2018

Happy mengatakan secara hukum lembaga ini sudah tiga tahun berdiri, awal pembentukannya karena pernah kecewa.

Dalam sambutan ia menceritakan pengalaman kekecewaannya terhadap seseorang yang membuat mereka mendirikan Happy Foundation.

"Dulu pernah ada yang ingin mengajak membuat LSM, kita datangi ke Jakarta, alamatnya tidak jelas, orang nya tidak ada, jadi kecewa," ucapnya.

Dari situlah muncul ide membuat Happy Foundation yang di cetuskan bersama-sama.

"Pencetusnya kami bersama, cuma kebetulan nama saya Happy jadi dikira saya sendiri," ucapnya.

Rencana kedepan Happy Foundation akan mengkaji pola pembinaan orang tua terhadap anak.

"Tahun 2019 kita akan adakan survey perspektif anak dan orang tua dan keluarga dan perspektif keluarga terhadap persoalan anak," jelasnya lagi.

Baca: IPW Minta Polisi Tak Berlebihan Hadapi Aksi Reuni Akbar Alumni 212

Happy menjelaskan hal tersebut akan dilakukan pada semua anak, karena mereka ingin merekam pola pembinaan anak secara sosial keluarga itu seperti apa, sehingga banyak persoalan yang muncul.

Survey tersebut akan dilakukan di tiga wilayah, yakni Sambas, Pontianak dan Kubu Raya. Ketiga wilayah tersebut dinilai mampu mewakili Kalimantan Barat.

Happy berharap banyak donatur yang mau membantu dan peduli terhadap permasalahan anak.

"Sumber dana kita masih sendiri-sendiri, patungan, dan dari donatur, semoga lebih banyak lagi yang peduli, karena anak adalah masa depan bangsa," tutup Happy.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved