Dianggap Lemah, Diah Safitri Sebut Anak Seringkali Jadi Korban Kekerasan

Terjadi kasus yang menghebohkan, seorang balita berusia 2,5 tahun berinisial AS, tewas dianiaya oleh ayah kandunganya BD

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Madrosid
net
Ilustrasi anak diare 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Terjadi kasus yang menghebohkan, seorang balita berusia 2,5 tahun berinisial AS, tewas dianiaya oleh ayah kandunganya BD (36) di Sungai Rengas, Sungai Kakap pada Sabtu (24/11/2018).

Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Kubu Raya, Diah Safitri mengaku sangat prihatin dan miris atas kejadian tersebut.

Apalagi selama ini, memang sebagian besar kasus kekerasan terhadap anak justru dilakukan oleh orang-orang terdekat korban.

Baca: Pelaku Kekerasan Anak Kandung di Sungai Rengas Miliki Beberapa Nama

"Ada 22 kasus yang kami tangani sepanjang tahun ini, dan rata-rata pelaku adalah orang terdekat korban," ungkapnya.

Dari 22 kasus tersebut, dua diantaranya berujung maut.

Umumnya masalah ekonomi, menjadi faktor yang mendasari terjadinya kasus kekerasan tersebut, disusul faktor lainnya seperti pendidikan dan lain-lain.

Diah menerangkan, anak seringkali menjadi korban pelampiasan dikarenakan dianggap sosok yang lemah.

Oleh karena itu, menurutnya hal semacam ini sudah sepatutnya menjadi perhatian bersama, baik pemerintah, lembaga dan juga masyarakat.

"Ini adalah PR kita bersama, karena bagaimanapun juga KPPAD tidak bisa bekerja sendiri," ungkapnya.

Termasuk kemudian dalam kasus ini, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kubu Raya.

"Kalau untuk ibunya, nanti kita akan berkoordinasi dengan PP (Pemberdayaan Perempuan) agar mendapatkan pendampingan psikologi," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved