Pecahkan Rekor Muri Meriam Bambu Terbanyak, Begini Perjuangan Masyarakat Desa Sijang Sambas
Hal itu menurutnya dikarenakan kemajuan teknologi dan anak-anak di sibukkan dengan permainan modern seperti gadget.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS- Sekretaris Desa Sijang, Muzakir, mengaku bahagia adanya kegiatan yang terbesar di Desanya itu. Ia pun mengatakan, pihaknya sangat menyambut semua program-program dan siap untuk mendukungnya.
"Pertama saya ingin katakan kami senang dengan adanya kegiatan yang besar seperti ini di Desa kami. Dan tentunya kami sangat menyambut hangat salah satu kegiatan dari pemerintah serta program-program dari pemerintah dan kami semampunya akan mendukung,” ujar Muzakir, senin (29/10/2018).
Baca: Sambas Pecahkan Rekor MURI Meriam Bambu Terbanyak
Baca: Kolaborasi Pemuda Perbatasan Pecahkan Rekor Muri Meriam Bambu Terbanyak, Ini Jumlahnya
Ia mengatakan, sangat penting untuk dilakukan pengembangan potensi Desa. Karena sebagai Desa yang terletak di perbatasan tentunya banyak permainan tradisional dan sekarang sudah hampir punah.
“Masalah pengembangan potensi Desa, karena kita termasuk daerah perbatasan RI-Malaysia, dan di daerah terpencil. Disini banyak sekali permainan permainan tradisional yang memang sudah lama tenggelam. Dan hampir punah, Salah satunya meriam ini,” sambung Muzakir.
Dalam kesempatan tersebut, Muzakir mengenang waktu masih kecil dulu. Menurutnya, ketika menyambut bulan suci Ramadan seluruh warga di desanya membuat meriam ini.
“Kita sendiri yang menebang bambunya di hutan, kita sendiri yang membuatnya dan kita sendiri yang memainkannya. Sampai sebulan penuh. Jadi melihat perkembangan zaman seperti ini, anak-anak kecil seumuran SD sudah ilang kebudayaan seperti ini," tuturnya.
Hal itu menurutnya dikarenakan kemajuan teknologi dan anak-anak di sibukkan dengan permainan modern seperti gadget.
Oleh karenanya, pihaknya berinisiatif melakukan kegiatan tersebut. Selain untuk mengingat kembali kebudayaan, juga dalam rangka untuk pelestarian.
"Karena mereka di sibukkan dengan permainan-permaianan modern seperti gadget. Bahkan sudah pandai bermain medsos," jelasnya.
"Dengan adanya kegiatan seperti ini kita ingin pertama mengingatkan kembali lah seperti inilah kebudayaan kita dulu. Saya kira agenda apa ini yang perlu dibesarkan, dan agenda apa saja yang kira-kira bisa kita bangkitkan,” tutur Muzakir.