Perebutan Kursi DPRD Kalbar, Ireng Nilai Caleg Harus Tata Ekosistem Parlemen yang Kompeten

Pileg 2019 menandai kehadiran anggota parlemen daerah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten pada masa kerja berikutnya.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Pengamat Politik Untan, Ireng Maulana MA 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Politik Untan, Ireng Maulana MA, menilai dalam perebutan kursi DPRD tingkat Provinsi Kalbar harus komit menata ekosistem parlemen Kalbar yang lebih berkompeten.

Berikut analisa lengkapnya :

Baca: Bawaslu Awasi Kepatuhan dan Kesesuaian Dana Kampanye Caleg

Baca: Twitt Ratna Sarumpaet Sebelum Dianiaya, dari Caleg Korup hingga Innalilahi Wainna Ilaihi Rojiun

Pileg 2019 menandai kehadiran anggota parlemen daerah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten pada masa kerja berikutnya.

Hal ini pun menandakan ekspektasi lahirnya parlemen yang modern di daerah.

Parlemen daerah tentu saja harus beradaptasi dengan tantangan tata kelola pemerintahan sesuai zaman menuju 2025 dan setelahnya. Harus ada semacam komitmen perjuangan di awal ketika mereka berstatus caleg untuk kualitas berparlemen di masa depan. Pondasi harus mereka letakan di awal tugas.

Nah, jika mengidentifikasi peluang para caleg di DPRD provinsi, setidaknya pesan yang harus mereka sampaikan kepada publik pemilih salah satunya adalah komitmen menata ekosistem parlemen Kalbar yang lebih berkompeten beradaptasi pada peralihan masa sekarang dan masa depan.

Atas dasar komitmen inilah, publik pemilih dapat menilai dengan terang bahwa kekuasaan parlemen tidak akan di sia-siakan dan sebesar besarnya berpihak pada kepentingan masyarakat dan kemajuan daerah.

Pesan politik tadi dapat dikemas dalam bentuknya yang paling kreatif dan progressif untuk mengkonsolidasi dukungan suara pemilih.

Baik caleg pendatang baru maupun caleg petahana dapat memulai babak baru narasi kampanye pileg dan meninggalkan tema lama dalam merebut kursi parlemen.

Perjuangan untuk memenangkan suara menuju parlemen melalui peralihan konsepsi konten kampanye memang eksperimen yang membutuhkan keberanian, karena tanpa terobosan tadi maka kualitas kampanye pileg di daerah terus akan di hantui oleh sinisme tentang adanya praktek transaksional, oligarki, dan konten berdimensi politisasi identitas.

Peluang kemenangan caleg daerah pileg 2019 malahan terletak pada keberanian mereka mendobrak narasi kampanye usang yang itu itu saja, yakni berisikan janji dimana publik sudah tahu bahwa realisasinya di masa lalu jarang terwujud, untuk beralih kepada konsepsi terbarukan yang mampu menyegarkan memori publik untuk kembali bersemangat memilah caleg-caleg berkapasitas masa depan.

Tidak soal jika mereka caleg petahana maupun caleg pendatang baru, karena komitmen untuk menumbuhkembangkan narasi caleg masa depan dapat berasal dari siapapun caleg. Caleg pendatang baru belum tentu pula dapat memenuhi komitmen ini, demikian sebaliknya.

Jika saja eksperimen ini adalah jalan untuk mendukung kemenangan para caleg, maka upaya ini secara otomatis juga telah berkontribusi dalam memberikan pendidikan politik bagi pemilih bahwa kita semua harus beralih dari sekedar kampanye untuk menang kepada menangkan suara pemilih dengan kualitas caleg masa depan.

Semoga saja ada banyak caleg yang menyadari potensi baru ini untuk diujicobakan dalam kerja politik pemenangan mereka.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved