Citizen Reporter
ICT BIMP-EAGA Kagumi Startup Lokal Karya Anak Muda Pontianak
Misalnya kita coba kemarin presentasi start up asal Pontianak, itu langsung disambut baik oleh Filipina.
Citizen Reporter
Humas Pemkot Pontianak, Jimmy Ibrahim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Geliat start up yang dikembangkan oleh kaum muda di Kota Pontianak ternyata mulai dilirik oleh negara tetangga. Betapa tidak, start up atau aplikasi karya anak muda Pontianak mendapat respon positif dari negara-negara yang tergabung dalam Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).
Hal itu diungkapkan Chairman of Information and Communication Technologies (ICT) Cluster BIMP-EAGA, Benyamin Sura, saat berkunjung bersama delegasi ICT ke Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Jumat (21/9). Kedatangan rombongan ini disambut secara resmi oleh Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Ruang Pontive Center.
Baca: Prabowo-Sandi Dapat Nomor Urut 2, Ini Maknanya Menurut Sudirman Said dan Neno Warisman
Benyamin mengaku kagum saat mengetahui bahwa aplikasi-aplikasi yang digunakan di Pemkot Pontianak developer atau pengembangnya adalah anak-anak muda. Ia juga kagum anak-anak muda yang mengembangkan start up sangat kreatif.
Di luar Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung, Pontianak dinilainya sebagai salah satu kota yang maju dalam pengembangan start up. Wajar saja, start up-start up itu dilirik oleh negara anggota BIMP-EAGA.
“Misalnya kita coba kemarin presentasi start up asal Pontianak, itu langsung disambut baik oleh Filipina. Mereka langsung menjalin kerja sama dalam sebuah MoU,” ujarnya.
Benyamin menambahkan, start up dari Pontianak yang dipaparkan diantaranya bidang kelautan, perdagangan dan kesehatan.
Baca: Prabowo-Sandi Dapat Nomor Urut 2, Ini Maknanya Menurut Sudirman Said dan Neno Warisman
Start up ini mendapat sambutan baik dari Filipina, Malaysia dan Brunei. “Kemarin sudah MoU untuk kerja sama start up. Start up itu akan mereka gunakan di sana,” sebutnya.
Dari sisi ekonomis, lanjut Benyamin, kunjungan delegasi ICT BIMP-EAGA ini, start up lokal yang dikembangkan developer Pontianak akan mendapat bagian bisnis dengan negara-negara BIMP-EAGA yang menjalin MoU.
Apalagi, setelah delegasi dari Filipina mendengar besaran biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan start up di Pontianak sangat murah, mereka terkagum-kagum. Biaya tersebut bisa ditekan seminim mungkin lantaran pihak Pemkot Pontianak menggandeng kerja sama dengan operator telekomunikasi.
Baca: Gagalkan Penyelundupan, Petugas Bea Cukai Terluka Kena Lemparan Batu
“Misalnya, operator telekomunikasi mendirikan tower sekaligus pemasangan CCTV. Jadi tidak perlu bangun sendiri. Bandwith untuk kelancaran koneksi internet juga disediakan pihak operator sehingga biayanya bisa sangat murah,” ungkapnya.
Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, Pontianak sudah menerapkan smart city dalam rangka memberikan pelayanan tercepat pada masyarakat. “Kita memanfaatkan start up karya anak muda yang ada membuat aplikasi-aplikasi, dengan demikian bisa menjadi sebuah potensi karena biaya murah dan dapat meningkatkan start up hasil karya anak-anak muda Pontianak,” terangnya.
Menurutnya, Pemkot Pontianak terus berupaya mencetak inovasi-inovasi baru dengan memanfaatkan teknologi. “Sehingga terwujud pelayanan yang mudah, cepat dan murah,” imbuh Edi.
Satu di antara seorang delegasi asal Filipina, Erlito Tancontian, menuturkan, sejak Pontianak sudah berkonsep smart city, keterhubungan antar sektor sudah terbangum dengan baik dan cepat. Ia menilai, kesiapan infrastruktur juga telah disediakan Pemkot Pontianak dengan baik dan progresif.
“Ini hal yang sangat bagus karena dalam pengelolaan pemerintahan memanfaatkan teknologi,” kata warga Filipina yang mengaku baru pertama kali berkunjung ke Pontianak.