Biadab! Seorang Ayah Cabuli Anak Sendiri Berulang Kali

Awalnya, ia disuruh mengambilkan air minum di dapur. Saat jalan ke arah dapur itu, anaknya langsung dibekap dari belakang.

Editor: Jamadin
Net
Ilustrasi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BLITAR - Warga Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Rowi (44), Tega berbuat tak senonoh pada putri kandungnya sendiri, Rm (16). Dia yang menggauli putrinya berkali-kali di rumah, setiap kali sang istri tak ada di rumah mengaku khilaf setelah perbuatannya itu dilaporkan istrinya, dan ditangkap polisi, Rabu (19/9/2018).

"Tersangka mengaku 10 kali berbuat tak senonoh pada puterinya. Entah ada kelainan jiwa atau tidak, kami berencana membawanya ke psikiater," kata AKBP Anisullah M Ridho, Kapolres Blitar, Kamis (20/9/2018).

Hasil penyidikan, perbuatan itu sudah berlangsung sejak bulan Agustus 2018.

Baca: Lakukan Pelanggaran Hukum, Seorang Pria Ditembak Mati Polisi

Pertama kali bermula saat korban mandi di belakang rumah yang tak ada penutupnya.

Kamar mandinya memang terbuka dan hanya ada bak mandi. Itu karena kondisi keluarga itu terbilang kurang mampu.

Berawal dari sering melihat puterinya mandi, pikiran bejat pelaku itu muncul.

Bahkan, setiap kali puterinya mandi, pelaku diam-diam mengintipnya.

Puncaknya, saat putrinya yang sudah duduk di bangku SMA itu belajar sendirian di ruang tamu, pelaku mendekatinya.

Awalnya, ia disuruh mengambilkan air minum di dapur. Saat jalan ke arah dapur itu, anaknya langsung dibekap dari belakang.

Baca: KPU Kapuas Hulu Sosialisasi Peraturan Kampanye Pemilu 2019

Tentu saja, korban kaget dan sempat berteriak. Namun, pelaku langsung mengancamnya, bahkan sempat menodongkan pisau dapur ke anaknya. Karuan anaknya ketakutan dan hanya menangis sesunggukan. 
Di saat anaknya tak berdaya itu, pelaku membawanya ke kamar tidur dan memaksa untuk melayaninya.

"Itu dilakukan saat istrinya tak ada karena melihat televisi ke rumah tetangganya. Katanya sih, tak punya televisi di rumahnya," ungkapnya.

Usai dipaksa ayahnya melayani nafsu bejatnya, korban terus menangis. Namun, pelaku kembali mengancamnya.

Katanya, kalau menangis terus dan ibunya sampai curiga, ia akan dihajarnya. Korban yang ketakutan itu langsung diam.

Beberapa hari kemudian, pelaku kembali mengulanginya sewaktu anaknya sedang sendirian di rumah.

Sebab, hampir setiap malam, ibunya melihat televisi di rumah tetangganya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved