Rupiah Melemah, Importir Lakukan Efisiensi Agar Harga Terkendali

Selaku importir memang kondisi ini tidak menguntungkan. Tapi kami melihat ini sebagai konsekuensi usaha yang ada.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Jamadin
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas menghitung mata uang dolar AS yang ditukar warga di Golden Money Changer 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sempat menempuh angka Rp14.000, nilai tukar dolar terus melaju hingga menyentuh angka Rp15.000. Dampak  penguatan dolar ini pun diakui importir memberi pengaruh terhadap impor barang.

Namun pengusaha Kota Pontianak yang merupakan pelaku impor kedelai, Eko menyebut kenaikan nikai tukar yang tembus angka Rp14 ribu justru harus dimanfaatkan agar negara Indonesia tidak bergantung terhadap negara luar.

"Selaku importir memang kondisi ini tidak menguntungkan. Tapi kami melihat ini sebagai konsekuensi usaha yang ada. Saat rupiah menguat usaha diuntungkan nilai tukar begitu juga sebaliknya. Kami berusaha melakukan efisiensi agar harga ke konsumen tidak banyak berubah," ujarnya Rabu, (5/9/2018).

Baca: Viral! Video Ratusan Murid TK Saksikan Tarian Erotis, Begini Reaksi Orangtua

Penguatan dolar kata Eko bisa menjadi bahan bakar buat para pelaku usaha terutama yang orientasi ekspor lebih kreatif dalam mencari pasar. Ia juga mengatakan pelemahan rupiah setidaknya bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"Kenaikan dolar terhadap rupiah sekitar 8% sejak awal tahun. Mungkin kedepan kita bisa menunda kebutuhan sekunder terhadap barang-barang yang tidak diproduksi dalam negeri. Kita minta ke masyarakat buat memahami dan mendukung keputusan pemerintah untuk menstabilkan nilai tukar," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved