Terkait Keberadaan Loading Ramp, Ini Kata Kadisperindagkop dan UM Sanggau

Tapi ada juga petani yang berada di bawah naungan beberapa koperasi. Dan kalau ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan koperasi itu akan bubar

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / HENDRI CHORNELIUS
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Usaha Menengah (Disperindagkop Dan UM) Sanggau, Syarif Ibnu Marwan Alqadrie SH MH 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Usaha Menengah (Disperindagkop Dan UM) Kabupaten Sanggau, Syarif Ibnu Marwan Alqadrie menyampaikan, terkait keberadaan loading ramp (pengepul tandan buah sawit) yang marak di Kabupaten Sanggau, satu sisi petani merasa terbantu dan disisi lain loading ramp melanggar aturan.

“Para petani yang bernaung di bawah koperasi kemitraan perusahaan memiliki kewajiban berupa potongan-potongan seperti potongan pupuk dan jalan, begitu mereka menjual TBS mereka, Begitu mereka menjual ke loading ramp, kewajiban-kewajiban tersebut dilalaikan, ” katanya.

Terlebih, lanjutnya, loading ramp membali sawit di bawah harga resmi yang ditetapkan pemerintah. Ada yang Rp1170, Rp 1150, Rp1070.

Baca: Sumberanto: Pemberhentian Wakil Ketua DPRD Singkawang Sesuai Aturan

“Tapi yang kami sidak dengan Komisi B beberapa waktu lalu, menurut pengakuan pengelola loading ramp itu, mereka membeli sawit dari petani mandiri. Tapi ada juga petani yang berada di bawah naungan beberapa koperasi. Dan kalau ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan koperasi itu akan bubar,” jelasnya.

Marwan menilai persoalan ini terjadi karena imbas dari kondisi PTPN XIII yang tidak kunjung sehat. Kemudian para pengelola koperasi kerap mengeluhkan keberadaan loading ramp yang menjamur tersebut.

“Secara tertulis mereka belum pernah mengadukan ke Disperidagkop, tapi kita kebetulan ada WA grup mereka yang mengeluhkan adanya loading ramp ini,” ujarnya.

Baca: Dalam Konteks Hoax, Bawaslu Kalbar Nilai Pilpres akan Lebih Dahsyat Dibandingkan Pilkada

Marwan menambahkan, maraknya loading ramp juga, satu di antaranya merupakan imbas dari kondisi sulit yang dialami PTPN XIII yang membatasi pembelian buah sawit. Sementara buah sawit akan busuk jika tidak segera dijual.

“Ini lah yang membuat petani menjual sawit mereka di loading ramp, meski dengan harga di bawah standar. Di loading ramp sawit yang dijual dibayar cash. Tidak menunggu sebulan seperti ketika menjual ke pabrik,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved