Kabid P2P Dinkes : Ada Kencenderungan Kasus ISPA Meningkat
Ia menjelaskan, peningkatan itu kemungkinan juga dikarenakan oleh Kabut Asap. Yang jelas, ketika udara yang sudah tergabung dengan asap
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS,- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas Ponidi mengatakan, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dalam satu bulan terakhir memang ada kecenderungan meningkat.
Akan tetapi, menurutnya peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan dari bulan-bulan sebelumnya.
Baca: Gapki Kalbar Sebar 5.000 Masker Bagi Pengendara
Baca: MotoGP 2018 - Bukan Rossi atau Lorenzo, Marquez Ungkap Lawan Terberatnya di GP Inggris
"Kalau kita lihat, musim kemarau mulai dari awal Juli. Sekitar enam Minggu ya enggak hujan. Memang awal-awal musim kemarau kasus normal, tapi setelah muncul kabut mungkin ada peningkatan, tapi tidak terlalu banyak juga kalau lihat rekap laporan," ujarnya, saat di temui di kantornya, Kamis (23/08/2018).
Ia menjelaskan, peningkatan itu kemungkinan juga dikarenakan oleh Kabut Asap. Yang jelas, ketika udara yang sudah tergabung dengan asap yang dihirup jelas akan mengakibatkan Kabut Asap.
Ia menambahkan, dalam pengelompokan kasus tersebut dibagi menjadi dua. Yaitu kelompok anak-anak dan kelompok dia atas lima tahun-lansia. Ia menjelaskan, yang memungkinkan lebih banyak terkenal ISPA adalah anak-anak.
Menurutnya, apabila ISPA tersebut tidak diatasi dengan segera ia mengatakan bisa berdampak buruk kepada Kesehatan.
"Ya namanya infeksi kalau lebih parah ya bisa sampai dirawat di rumah sakit, dia sesak. Kalau dia punya riwayat asma bisa lebih parah. Dan kalau dampak itu tidak ditangani bisa meninggal," tambahnya.
Adapun gejala-gejalanya terkait dengan ISPA, Ponidi menjelaskan salah satu yang dirasakan oleh penderita ISPA adalah gejala kesulitan bernafas dan mulai di rasakan sakit di tenggorokan.
"Yang jelas mulai kesulitan bernafas, mulai dari sakit di tenggorokan hingga kesulitan bernafas," terangnya.
Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar mengurangi aktifitas diluar rumah dan untuk ibu-ibu yang memiliki anak balita agar tidak membawa anaknya keluar rumah jika memang tidak ada keperluan mendesak.
Selain itu, ia juga meminta kepada setidaknya masyarakat jika beraktifitas diluar runah agar menggunakan masker.
Dan apabila terjadi gejala-gejala sakit pada tenggorokan agar lansung memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas terdekat agar segera mendapatkan penanganan.