Pesparawi
Penampilan Kontingen Papua Barat Dalam Lomba Musik Etnik Pesparawi Nasional XII
Kontingen dari Papua Barat menampilkan musik etnik dengan lagu yang berjudul Newa Funa atau Puji Tuhan Allah.
Penulis: Anesh Viduka | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anesh Viduka
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kategori Musik Etnik menjadi lomba terakhir yang digelar dalam rangkaian acara Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) nasional XIIA di Rumah Radangk, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (2/8/2018).
Lomba musik etnik diikuti oleh 29 provinsi.
Dalam perlombaan ini masing-masing kontingen atau peserta menampilkan musik khas dari daerahnya masing-masing.
Baca: DPD Partai Nasdem Targetkan 8 Kursi di DPRD Sambas
Kontingen dari Papua Barat menampilkan musik etnik dengan lagu yang berjudul Newa Funa atau Puji Tuhan Allah.
Sipnosis ini ditulis berdasarkan tema Pesparawi Nasional XII "Mataku Tertuju Pada Tuhan, Sebab Dialah Yang Melepas Kaki Ku dari Jaring".
Baca: Lapas Kelas II B Sintang Over Kapasitas, Pudjiono: Belum Ada Bantuan Pusat
Disuatu kampung di provinsi Papua Barat, tepatnya di tanah Moe, pada zaman dahulu ada seorang kepala kampung yang mengajak masyarakatnya untuk bercocok tanam, sebelum menanam, kepala suku membawa bibit untul diserahkan kepada Tuhan yang diikuti oleh masyarakat kampung, sementara kepala suku dan warga kampung memohon kepada Tuhan, tiba-tiba datang jin dan hantu mengganggu dengan guna-gunanya, tetapi kepala kampung tetap tertuju kepada Tuhan Allah sehingga ia tetap berdiri, namun warganya terkena guna-guna jin dan hantu sehingga semua warga kampung terjatuh, maka kepala kampung meminta pertolongan Tuhan Allah sehingga warga kampung mendapat kekuatan dan bangun perlahan-perlahan meminta pertolongan Tuhan Allah, dan akhirnya Tuhan memberikan kekuatan kepada kepala kampung dan warganya
Warga kampung terus bernyanyi sambil menanam, mereka memuji Tuhan sampai kasih Tuhan datang dari Timur, warga kampung bersujud kepada Tuhan mereka berkata "Tanah Kami Tanah Tuhan", mereka bernyanyi terus sampai waktu panen, dan tiba saatnya waktu panen mereka menyerahkan hasil kebun mereka yang terbaik kepada Tuhan Allah sebab Tuhan Allah yang melepaskan kaki mereka dari jaring.