Kajari Sanggau: 70 Persen Pidana Umum Didominasi Narkoba
M Idris F Shite menyampaikan, dari perkara yang diterima Kejari Sanggau dari penyidik khususnya perkara tindak pidana umum
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sanggau, M Idris F Shite menyampaikan, dari perkara yang diterima Kejari Sanggau dari penyidik khususnya perkara tindak pidana umum (Umum) disimpulkan bahwa 70 kasus narkoba.
“Dan jumlahnya sangat fantastis sekali. Rabu pekan lalu ada pelimpahan tahap dua dari Kejagung didampingi BNN, melimpahkan perkara shabu jumlah 7 kg dan ekstasi, kemudian Kamis pekan lalu ada pelimpahan tahap dua dari Kejati, jumlahnya 4 kg, hari ini ada lagi pelimpahan dari Kejati. Locusnya karena ditempatkan di Kejari Sanggau ada diwilayah Sanggau dengan memanfaatkan PLBN Entikong, ” katanya.
Atas dasar itulah, ia menegaskan, bahwa kita adalah betul-betul darurat narkoba. Bukan hanya menjadi tempat transit saja.
“Sampai hari ini, mungkin kalau ditotal jumlah shabu tersebut mencapai 20 sampai 30 kg, ” ujarnya.
Baca: Dituding Istri Selingkuh 4 Kali, Begini Reaksi Ismet Sofyan, The Jakmania Turun Tangan
Ternyata, lanjutnya, sisi lain dari megahnya PLBN Entikong adalah dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggungjawab untuk mendistribusikan obat-obat terlarang.
“Saya pikir semua pihak harus punya kepedulian. Masyarakat, apabila ada hal-hal mencurigakan dan lain sebagainya laporkan pada petugas, kami dari sisi penegak hukum, mengoptimalkan penegakan hukumnya, maksimal hukuman mati, ” tegasnya.
Akan tetapi, kata Kajari, tidak bisa hanya fokus dihilir harus ada dihulu juga. Dan masyarakatlah bagian dari itu juga, tidak bisa dipisahkan hanya beban Polri, BNN, Jaksa dan Hakim, tapi masyarakat juga punya andil.
“Karena memang disini saya lihat banyak kasus yang jumlahnya tadi fantastis, masyarakat Sanggau yang menjadi pemakai banyak sekali, dan ironisnya banyak juga dari latar belakang ekonomi yang memprihatinkan. Sudah ada pergeseran bearti, dulukan hanya orang kaya saja, sekarang ternyata tidak, ” pungkasnya.