Sekda Kalbar Beri Atensi Terorisme, Ini Imbauannya

M Zeet Assovie memberikan atensi usai pembekukan terduga teroris oleh Densus 88 Mabes Polri di Kecamatan Mentebah.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ RIZKY PRABOWO RAHINO
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat, M Zeet Hamdy Assovie 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat M Zeet Assovie memberikan atensi usai pembekukan terduga teroris oleh Densus 88 Mabes Polri di Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (25/7/2018).

Sekda meminta semua pihak menunggu hasil pengolahan data dari pihak keamanan. Namun, ia mengatakan keberadaan teroris di Kalbar merupakan ancaman dan harus jadi perhatian serius.

“Kalau lewat udara berarti lewat Supadio, kalau lewat pintu laut berarti kan lewat Pelabuhan Dwikora. Ini artinya keamanan harus kita tingkatkan ekstra,” ungkapnya saat diwawancarai usai buka Kalbar Expo 2018 di Pontianak Convention Center (PCC), Kamis (26/7/2018) sore.

Baca: Driver Taksi Online Ditemukan Meninggal di Mobilnya, Tim Inafis Turun Tangan

Baca: Kalbar Defisit Rp 691 Miliar, Sutarmidji Minta Penjelasan Secara Rinci

Ia mengingatkan pengamanan terorisme harus dilakukan dengan sistem pengamanan rakyat semesta. Menurut dia, hal itu bukan hanya jadi tanggung jawab TNI dan Polri saja.

“Tapi kita semua, seluruh abdi negara di masyarakat. Masyarakat harus selalu memberikan informasi. Ada orang baru supaya segera dicek, apa aktivitasnya dan ngapain saja. Tidak hanya pada warga sendiri yang harus kita cek, tapi juga orang asing,” terangnya.

Ia juga meminta aparat penegak hukum dan keamanan berbuat setegas-tegasnya dalam memutus mata rantai terorisme. Ia tidak ingin ada data yang harus diungkap, namun tidak diungkap.

“Harus diungkap sekeras-kerasnya,” katanya.

Usai penangkapan itu, Sekda mengatakan semua instansi terkait harus duduk bersama. Hal ini harus disampaikan kepada Gubernur dan lebih lanjut dilaporkan ke Presiden RI.

“Kita sudah tahu sejak enam bulan yang lalu, ketika kondisi Suriah itu semakin memuncak. Banyak yang mulai eksodus lari ke Eropa dan Amerika. Tapi tidak bisa masuk karena Trump bikin kebijakan yang ketat terhadap asing. Kan kita tidak tahu orang ini kemana sekarang,” imbuhnya.

Ia menimpali tidak sedikit Warga Negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya pergi dan menetap ke Suriah. Patut diduga karena tekanan dari negara Suriah yang tidak stabil karena perang, kata Sekda, membuat mereka keluar dari Suriah.

“Yang paling mungkin adalah mereka kembali sebagai WNI,” katanya.

Namun, kondisi itu menjadi tantangan lantaran kemungkinan WNI sudah dicuci otak dengan ideologi-ideologi bernafas radikalisme dan terorisme. Hal ini tentu tidak bisa dianggap sepele.

“Ini perlu kerjasama kuat dengan imigrasi bahwa orang ndak bisa dari Suriah atau dari negara luar itu masuk begitu saja ke Indonesia, khususnya Kalbar. Saya harap TNI, POLRI, Lemhanas, BIN dan BAIS harus selalu meningkatkan kewaspadaan dan jalankan fungsi-fungsinya,” tukasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved