Citizen Reporter
Mempersiapkan Anak Menuju Akil Balighnya
Apabila orang yang ada dikeluarganya rutin menampilkan kegiatan bersantai, menikmati waktu luang, menonton tv, bermain handphone seharian
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Citizen Reporter
Dewi Indrawati
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketika melintasi jalan setapak di tanah lapang biasanya kita melihat tumbuhan ilalang, mengamatinya tak berdaya hanya mengikuti kemana arah angina bergerak, jika angina ke arah barat maka ilalang itu akan mengikutinya ke arah barat.
Jika ke arah timur maka ilalang itu akan mengikutinya ke arah timur, walaupun begitu ilalang tak mudah tercerabuti oleh hembusan angina karena ilalang memiliki akar yang kuat.
Baca: Pemkab Mempawah Hari Ini Peringati HUT Perubahan Nama Kabupaten Pontianak Menjadi Mempawah Ke-4
Baca: Ini Langkah Yang Akan Dilakukan Rutan Sanggau Antisipasi Penyelundupan Sabu
Baca: Yusniarsyah Minta Jajaran OPD Serius Tangani Setiap Masalah Pemerintahan
Seorang anak juga akan seperti itu, ia akan mudah terpengaruhi oleh siapa yang ia lihat dengan intensitas yang rutin dalam hal ini adalah keluarga.
Apabila orang yang ada dikeluarganya rutin menampilkan kegiatan bersantai, menikmati waktu luang, menonton tv, bermain handphone seharian, maka anak juga akan melakukan hal yang sama dan begitu pula sebaliknya apabila orang-orang disekitarnya sering melakukan kegiatan seperti membaca buku, membaca al-Qur’an, shalat berjama’ah di masjid, maka anak juga akan melakukan hal yang sama.
Itu karena anak adalah perekam jejak bagi orang-orang disekitarnya.
Anak akan tetap tumbuh besar karena kebutuhan fisiknya dipenuhi oleh orang tuanya dan tentu dengan izin Allah tapi tidak hanya kebutuhan fisik, namun kebutuhan jiwa juga harus bisa dipenuhi oleh orang tuanya.
Oleh karena itu Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita para orang tua untuk mengajarkan adab pada usia kanak-kanak, karena adab adalah bagian dari akhlak dan akhlak adalah buah dari keimanan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra: Nabi SAW bersabda: “Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarkanlah kepada mereka adab yang baik”
Oleh karena mewariskan adab kepada anak-anak lebih baik daripada mewariskan harta.
Karena dengan adab anak akan menjadi pribadi yang mengerti bagaimana harus bersikap dan bertingkahlaku sesuai dengan syariat islam karena adab bukanlah penghalang datangnya harta melainkan jalan datangnya rezeki dari Allah, harta dunia dan akhirat.
Setiap orang tua tentu saja ingin anaknya menjadi orang yang sukses apalagi jika defenisi sukses yang dimaksud adalah sukses dunia akhirat, maka ajarkanlah anak dengan adab yang baik sebelum sang anak mulai sampai pada masa akil balighnya bekalilah ia dengan adab yang baik dan iman yang kokoh agar kelak ketika ia sudah akil baligh anak ini akan tumbuh menjadi pemuda sesuai fitrahnya, pemuda yang siap menerima beban dosa dan pahala.
Selama ini kita beranggapan anak usia 15 atau 17 tahun belumlah cukup untuk dikatakan dewasa namun anak pada usia demikian didalam islam sudah menjadi dewasa, sudah mulai menanggung kebaikan dan keburukannya sendiri dengan kata lain ia telah harus menanggung pahala dan dosanya sendiri dan ia dianggap mampu menanggung itu semua. Bahkan sudah diperbolehkan untuk menikah.
Tapi kebanyak masyarakat menganggap mereka masih anak-anak yang masih perlu untuk dibiayai kebutuhannya dan marilah kita rubah persepsi tersebut dengan mempersiapkan anak agar siap tepat pada waktunya ketika ia akil baligh ia telah sadar akan keberadaannya di mukabumi ini sebagai khalifah dan tahu akan tujuan hidupnya, dapat mengelola kehidupannya dengan baik tanpa perlu dibantu sepenuhnya oleh orang tua. Wallahu a’lam bissawab
