Sutarmidji: Pemkot Pontianak Selektif Menyeleksi ASN yang Mau Masuk dan Keluar Pontianak
Ia menjelaskan sempat kecolongan 3-4 orang terkait ASN yang pindah ke Pontianak ternyata mereka bermasalah didaerah asalnya.
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kota Pontianak memang menjadi tujuan para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk pisah dari kabupaten-kota lainnya. Menurut Wali Kota Pontianak banyak sekali para ASN yang ingin mengajukan untuk pindah di Kota Pontianak namun pihaknya sangat selektif untuk menerima atau menyetujui hal tersebut.
Tal hanya selektif dalam menerima ASN yang ingin pidah di Kota Pontianak, Midji tegaskan pihaknya juga sangat selektif dan ketat untuk menyetujui ASN yang mau pindah dari Kota Pontianak semisal kembali di Pulau Jawa.
Baca: PPDI dan Polres Sambas Nonton Bareng Film 22 Menit di Bioskop Cinema XXI Singkawang
Baca: Sutarmidji Meradang Seorang ASN Pemkot Pontianak Dilantik Jadi Pegawai Kemenpora, Ini Penyebabnya!
"Pontianak selalu selektif dalam menerima pindahan ASN dari daerah luar dan begitu juga melepas ASN. Apalagi saat ini ASN telah berkurang," ucap Sutarmidji yang merupakan gubernur Kalbar terpilih 2018-2023 diruang kerjanya, Kamis (19/7/2018).
Ia menjelaskan sempat kecolongan 3-4 orang terkait ASN yang pindah ke Pontianak ternyata mereka bermasalah didaerah asalnya.
"Ternyata dia ada kasus pidana korupsi dan ada juga kasus lainnya, makanya saya katakan saya sangat ketat menerima dan melepas ASN yang ada," tegasnya.
Midji sudah menegur seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) agar tak mudah melepas pegawainya.
"Sama dengan daerah, katanya kurang guru dan tenaga kesehatan, tapi mengapa dilepas. Sebagian besar yang mau masuk di Pontianak adalah guru dan perawat. Kenapa dibiarkan untuk pindah di Kota Pontianak tapi kota selektif menerimanya," ujar Midji.
Setiap penerimaan harus dites psikologinya, apabila hanya menunjuk cukup potensial maka langsung ditolak dan tak diterima masuk Pontianak. Bahkan potensial saja di tolak.
"Bukannya ape, biasanya yang dilepas itu pasti yang bermasalah dan tak genah. Kecuali suaminya TNI-Polri yang tugasnya dimana-mana," tegasnya.
Bahkan ada juga orang dari pulau Jawa disebutnya hanya menjadikan Kalbar sebagai batu loncatan baru saja 2-3 tahun jadi ASN langsung meminta pindah ke Jawa. Itu menurut midji sangat merugikan Kalbar dan Pontianak.