Miliki Multi Budaya, FKUB Klaten Tertarik Pelajari Kearifan Lokal Mempawah
Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramlana menyambut kedatangan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari Kabupaten Klaten
Penulis: Ferryanto | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ferryanto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramlana menyambut kedatangan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (17/07/2018).
Kegiatan yang berlangsung di aula Bawah Kantor Bupati Mempawah ini turut di hadiri juga oleh perwakilan dari FKUB Kabupaten Mempawah, serta Forkopimda dari kabupaten Mempawah.
Pada kunjungan ke Kalbar, FKUB dari Klaten akan mengunjungi 4 daerah, yakni Mempawah, Singkawang, Pontianak, dan Sintang.
Baca: FARO Bahas Perkembangan dan Penerapan Teknologi 3D Laser Scanner
Ketua FKUB Kabupaten Klaten Syamsudin Asrofi sekaligus Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, jumlah rombongan yang hadir pada kesempatan kali ini yakni berjumlah 23 orang.
Ia mengatakan bahwa kedatangan mereka ke Mempawah untuk melihat dan mempejari terkait kerukunan antar umat beragama yang ada di Kabupaten Mempawah.
Kemudian, kedatangan pihaknya ini juga ingin mendapatkan informasi terkait eksGafatar, yang notabene terjadi di Mempawah.
Syamsudin menyebutkan bahwa dahulu, ada masyarakat yang berasal dari Klaten juga terlibat dengan eks gafatar ini, sehingga pihaknya ingin mendapatkan informasi dari tangan pertama, yakni FKUB dan pemimpin di Mempawah sendiri.
Kemudian, Dirinya memaparkan bahwa sebelum ini, pihaknya juga telah melakukan studi banding di berbagai daerah yang ada di Indonesia.
“saya pernah ke NTT yang mayoritas
Baca: Polresta Pontianak Rilis Penangkapan Tersangka Pembakar Lahan
Kristiani, lalu ke Toraja yang terkenal dengan adatnya yang kuat, kemudian kami juga ke Aceh, di aceh masyoritas ini Muslim, dan ini saya ingin ke Pontianak dan kalimantan barat,” paparnya.
Pihaknya berharap, dengan studinya ke berbagai wilayah di Indonesia, nantinya pihaknya mampu untuk melihat format, bagaimana menciptakan dan membangun sebuah kerukunan di Masyarakat.
“intinya itu dari satu daerah ke daerah lain yakni ada di ke arifan lokal, kearifan lokal inilah yang sangat penting, antar tokoh agama, masyarakat saling memberikan ke arifan, tidak semata – mata menuju ke ranah hukum positif, tapi lebih ke pada ke arifan – kearifan yang ada,”ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa, dari hasil diskusi pihaknya dengan FKUB Mempawah dan Wakil Bupati Mempawah, didapati kesimpulan bahwa salah satu kunci bila ada masalah di masyarakat yakni karena ada pengaruh dari oknum tokoh – tokoh tertentu.
“Kuncinya di tokoh, dan bila ada masalah – masalah yang muncul itu ulah sebagian dari elit, masyarakat sendiri tidak ada masalah, elit menggunakan masalah ini, serta memanfatkan dalam perspektif kepentingannya masing – masing,”ungkapnya.