Beras Beri Berkontribusi 22,52 Persen Terhadap Garis Kemiskinan di Kalbar

lndeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan adanya kenaikkan yaitu dari 0,208 pada September 2017 menjadi 0,279 pada Maret 2018.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / MASKARTINI
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar, Pitono    

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik Provinsi melalui siaran resmi statistik yang disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar, Pitono merilis pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin Kalbar mencapai 387,03 ribu orang.

Pitono mengatakan komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. "Beras memberi sumbangan sebesar 22,52 persen di perkotaan dan 29,53 persen di perdesaan," ungkap Pitono, Selasa (16/7/2018). 

Rokok kretek filter kata Pitono memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap Garis Kemiskinan dengan persentase 12,11 persen di perkotaan dan 9,71 persen di perdesaan.

(Baca: Fantastis! Jumlah Penduduk Miskin di Kalbar Capai 387 Ribu Orang )

Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi dan lainnya. 

Persoalan kemiskinan, kata Pitono bukan hanya menyangkut berapa jumlah dan persentase penduduk miskin tetapi ada dimensi lain yang harus juga menjadi perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Jadi kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan seharusnya tidak hanya memperkecil jumlah penduduk miskin, tetapi juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri. 

lndek Kedalaman Kemiskinan (P1) kata Pitono merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan lndek Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan ukuran ketimpangan penduduk miskin. 

(Baca: Lepas Atlet Popda Mempawah, Ini Pesan Norsan )

Pada periode September 2017 Maret 2018, lndeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan adanya kenaikkan yaitu dari 1,022 pada keadaan September 2017 menjadi 1,184 pada Maret 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin menjauh dari garis kemiskinan. 

lndeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan adanya kenaikkan yaitu dari 0,208 pada September 2017 menjadi 0,279 pada Maret 2018.

"Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif semakin besar selama September 2017 sampai Maret 2018," ujarnya.

Apabila diamati menurut daerah terlihat bahwa nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perkotaan lebih rendah dibanding daerah perdesaan.

Pada bulan September 2017, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 0,697 dan 1,176 sedangkan keadaan Maret 2018 di daerah perkotaan dan perdesaan masing-masing naik menjadi 0,836 di perkotaan dan 1,361 di perdesaan. 

"Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perkotaan mengalami kenaikkan dari 0,128 pada September 2017 menjadi 0,207 pada bulan Maret 2018 dan daerah perdesaan juga mengalami kenaikkan dari 0,245 pada bulan September 2017 menjadi 0,316 pada bulan Maret 2018," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved