Harga Telur dan Ayam Ras Naik, Ini Penjelasan Dinas Perdagangan Singkawang
Hendryan menuturkan, ada dua komditi yang naik yaitu daging ayam ras dan telur ayam ras.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Singkawang, Hendryan menuturkan, ada dua komditi yang naik yaitu daging ayam ras dan telur ayam ras.
"Ini berkaitan dengan kondisi stok yang sepertinya kurang untuk Kota Singkawang," katanya, Jumat (1/6/2018).
Khusus untuk daging ayam ras, Kota Singkawang bukan merupakan produsen utama, namun satu di antara produsen di Kalimantan Barat (Kalbar).
Baca: Jaga Stabilitas Harga, Dinas Perdagangan Singkawang Tetapkan HET untuk 3 Komoditi Ini
Seluruh kabupaten kota memiliki produsen atau peternaknya sendiri. Sehingga tidak bisa menentukan bahwa Kota Singkawang lebih dominan.
"Mekanisme pasarlah yang berlaku," jelasnya.
Di sisi lain, ada peraturan yang menyatakan pelarangan penggunaan suatu bahan untuk merangsang nafsu makan ayam diberikan pada pakan.
Ini berdampak pada perkembangan ayam. Sebagai contoh biasanya dalam satu bulan ayam bisa berukuran 1 hingga 1,2 kilogram.
Namun dengan pakan baru yang tidak ada masuk unsur perangsang makan, membuat berat badan ayam tidak naik secara signifikan, hanya berkisar 1 kilogram ke bawah.
Kemudian juga kualitas doc (bibit), diberikan batasan untuk produksi. Dengan dok yang terbatas membuat produksi ayam sangat terbatas.
Sedangkan kebutuhan, mulai dari sebelum lebaran yaitu saban, permintaan sangat banyak, sehingga memicu kenaikan.
Saat ini terjadi kenaikan harga karkas, dimana awalnya sekitar Rp 30 ribu. Sekarang merangkak naik dengan posisi sekarang Rp 45 ribu karkas.
"Mudah-mudahan posisi ini bisa bertahan dan masyarakat membeli dengan kebutuhan, bukan keinginan," harapnya.