Wabup: Jalankan Puasa Harus Sabar dan Ikhlas

Umat muslim suka cita menyambut datangnya Ramadan terlihat dari antusiasnya warga mendatangi tempat ibadah

Penulis: Subandi | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Wabup Ketapang, Suprapto menyampaikan kultum saat Salat Teraweh pertama pada Ramadhan 1439 H di Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang, Rabu (16/5/2018) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Ramadan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan sudah tiba. Umat muslim suka cita menyambut datangnya Ramadan terlihat dari antusiasnya warga mendatangi tempat ibadah untuk menjalankan Salat Tarawih dan ibadah lainnya.

Salat Tarawih berjemaah menjadi satu di antara ibadah dianjurkan selama Ramadan. Suasana hujan bahkan beberapa kali petir mengguyur Kota Ketapang beberapa hari terakhir. Tapi tak menyurutkan langkah Jemaah untuk datang menunaikan Salat tarawih.

Baca: Sederet Prestasi Siswa SMP Islam Al Azhar 17 Pontianak di Bidang Alquran

Hal tersebut terlihat misalnya pada saat pelaksanaan Salat Tarawih pertama di Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang. Saat Salat Taraweh yang diisi dengan Kultum oleh Wakil Bupati (Wabup) Ketapang, Suprapto itu dihadiri ribuan umat Islam.

Dalam kultumnya Wabup mengajak umat Islam menjalankan puasa pada Ramadan ini harus sabar dan ikhlas. Lantaran dengan ikhlas segala hal yang kita lakukan tidak menjadi beban dalam pikiran dan sabar dalam menyikapi sesuatu.

Menurutnya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bahwa Islam mengajarkan tiga konsep persaudaraan. Pertama, ukhuwah Islamiyah yakni saudara sesama orang muslim atau setiap orang yang beriman kepada Allah SWT adalah saudara.

Baca: Tristar Institutes Surabaya Bekerjasama dengan Pontianak Culinary Professional Indonesia

Maka dari itu umat Islam seluruh dunia janganlah saling memusuhi antara umat Islam yang satu dengan yang lain. Begitu juga kelompok yang satu dengan yang lain jangan saling mencela, menindas apalagi saling mengharamkan.

Kedua, ukhuwah wathoniyah yakni saudara sesama tanah air atau warga negara. Sebagai umat beragama, berbangsa dan bernegara tentu kita tidak lepas berhubungan dengan orang yang bermacam-macam keyakinannya.

“Apalagi di Indonesia yang plural sehingga di dalamnya memiliki bermacam suku, agama, ras dan lain sebagainya. Maka dari itu hidup antar umat beragama harus kita jalin sebaik-baiknya tanpa ada saling menghujat dan memusuhi,” ungkapnya.

Ketiga ukhwah basyariyah yakni saudara sesama manusia.

Baca: Martin Rantan Imbau Pelihara Kesucian Ramadan

“Manusia yang diciptakan Allah bersuku-suku dan berbangsa-bangsa bisa saling mengenal. Bahkan tak hanya dalam satu negeri  tapi suku antar bangsa dan Negara bisa saling mengenal,” ucapnya.

Ia mengatakan jadi semua yang ada di dunia ini untuk tidak saling bermusuhan. Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari segi bangsa dan negara yang maju atau berkembang. Serta yang terbelakang dan tidak dari sisi kekayaan, kemiskinan dan jabatan.

“Namun kemuliaan seseorang dilihat oleh Alhha dari segi ketaqwaannya. Semoga ketiga ukhuwah ini bisa kita pegang semua. Maka InsyaAllah pikiran kita akan adem ayem, tenteram dan tidak mencela orang lain. Semoga Allah selalu memberikan Ridho dan amanah yang baik bagi semua. Sebagai manusia kita mampu menjalankan amanah sesuai tuntunan-Nya. Mudah-mudahan pada Ramadhan ini apa yang kita lakukan mendapat pahala dari Allah SWT,” lanjutnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved