Begini Jawaban Teroris Saat Disuruh Bunuh Diri Sendiri, Najwa Shihab Istighfar
Topik mengenai terorisme ini juga diangkat dalam program acara Mata Najwa dengan salah satu narasumbernya yakni Kapolri, Tito Karnavian.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Indonesia tengah dirundung duka dengan kejadian teror yang seakan tiada hentinya.
Akibatnya, kini Indonesia tengah berada dalam situasi siaga satu terorisme.
Topik mengenai terorisme ini juga diangkat dalam program acara Mata Najwa dengan salah satu narasumbernya yakni Kapolri, Tito Karnavian.
Dalam kesempatan tersebut, Tito menceritakan kisah penangkapannya terhadap terduga teroris yang menurutnya terjerumus lantaran pemahaman ideologi yang salah.
"Pemahaman tentang ideologi yang membuat mereka ikut untuk aksi bunuh diri karena mereka meyakini pemikiran mereka dalam mindset kelompok-kelompok ini mereka hanya berpikir didoktrin sedemikian rupa bahwa jalan tol expres menuju surga adalah dengan operasi amaliyah (jihad melawan musuh)", ujar Tito.
Baca: Terungkap! Motif Napi Teroris Habisi 5 Anggota Densus 88 di Mako Brimob
Tito juga menjelaskan dua cara yang bisa dipakai oleh pelaku terduga teroris.
"Bagi mereka ada dua cara menuju surga dengan jalan yang cepat. Yang pertama yakni jika mereka terbunuh, maka mereka langsung masuk ke Surga. Sedangkan yang kedua, adalah dengan meletakkan bom di tempat keramaian tertentu sedangkan dirinya kabur", tambahnya.
Menurut Tito, kejadian kali ini luar biasa dikarenakan yang dipakai adalah metode bom bunuh diri.
"Tapi yang kali ini kan tidak. Dipakai di badan bahkan diikat di tubuh anak kecil. Membawa Kartu Keluarga dan KTP mereka. Ini berarti mereka memang mencari mati karena mereka yakin bahwa mereka itu akan masuk surga", ujarnya.
Lalu jalan yang kedua yang menurut Tito sebagai inti yang dikehendaki oleh Teroris adalah konfrontasi dengan petugas kepolisian.
"Pada saat konfrontasi (tembak-menembak kontak dengan petugas) terjadi, mereka bisa membunuh dan mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, langsung masuk surga.
Baca: Oknum Guru Diduga Teroris di Probolinggo Ajari Muridnya Memanah dan Menembak
Seperti yang di Polda Riau, 5 orang naik Avanza membunuh petugas. Mereka tahu polisinya bersenjata.
Mereka lalu mengeluarkan samurai berapa pun yang bisa mereka serang dan bunuh bisa mendapat pahala, namun jika gagal akan tetap masuk surga. Itu yang dipikiran mereka."
Tito juga mengakui saat ini pihaknya sangat menghindari konfrontasi terbuka guna menangkap teroris dalam keadaan hidup.
"Jadi yang kita lakukan tekniknya jangan mencari konfrontasi terbuka, namun melakukan penangkapan saat mereka lengah.