Daun Kratom Masih Menjadi Idola Bagi Masyarakat
Daun Kraton atau bahasa kampungnya daun purik, menjadi menjadi idola bagi masyarakat Kapuas Hulu
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Tri Pandito Wibowo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Daun Kratom atau bahasa kampungnya daun purik, menjadi menjadi idola bagi masyarakat Kapuas Hulu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Setelah harga getah karet sudah jauh dari harapan.
"Alhamdullah, biarpun getah karet harganya murah sekitar Rp 6 ribu-7 ribu perkilogram. Kami merasa terbantu dengan berharganya daun purik (Kratom) saat ini," ujar seorang petani daun purik asal Kecamatan Bunut Hilir, Udin kepada Tribun, Minggu (13/5/2018).
Baca: Pandawa dan Ketapang Juara Turnamen Voli Pasir se Kalbar
Menurut Udin, harga daun puring banyak veriasi ada yang belasan ribu hingga puluhan ribu perkilogram, itu tergantung olahan, misalnya masih basah atau sudah kering.
"Jadi rata-rata masyarakat kita saat ini sudah menekuni daun purik tersebut," ungkapnya.
Salah satu seorang warga kecamatan Embaloh Hilir Suryanto menyatakan kalau rata-rata maasyarakat di pesisir sungai Kapuas, sudah ada kebun purik atau kratom.
"Ekonominya sangat menjanjikan, kalau dibandingkan harga getah karet karena sudah jauh murah," ujarnya.
Baca: Saprahan Silaturahmi Hari Jadi Kota Sintang ke-656 Cerminkan Sintang Untuk Semua
Ia juga berharap, pemerintah tidak membuat aturan pelarangan untuk berkebun daun purik tersebut, karena saat ini betul-betul membantu perekonomi masyarakat.
"Kalau tak ada daun puring, maka susah masyarakat untuk memenuhi perekonomian rumah tangga," ungkapnya.
Kapolres Kapuas Hulu AKBP Imam Riyadi menyatakan, sejauh ini belum ada aturan pelarangan bagi masyarakat yang ingin menanam dan menjual daun kratom atau purik.
"Silahkan masyarakat jual dan tanam daun purik, karena hingga saat ini belum ada larangan," ungkapnya.