Lima Mahasiswa STB Harapan Bersama Raih Juara Dalam Chinese Bridge

Terbaru, lima orang mahasiawa STB berhasil meraih juara dua hingga harapan tiga sekaligus dalam lomba Chinese Bridge ke-17.

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Dhita Mutiasari
KOLASE/Istimewa
Kelima mahasiswa STB Harapan Bersama yang meraih juara dalam lomba Chinese Bridge ke-17. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pertama kali membuka penerimaan Mahasiswa baru pada Agustus 2016, STB Harapan Bersama sudah mulai menunjukkan prestasinya di berbagai kesempatan.

Terbaru, lima orang mahasiawa STB berhasil meraih juara dua hingga harapan tiga sekaligus dalam lomba Chinese Bridge ke-17.

Baca: Ini 5 Mahasiswi Cantik STB Harapan Bersama Kubu Raya Yang Berhasil Juara Pada Chinese Bridge

Mereka berlima adalah Veni Vianti juara dua, Silvani juara tiga, Vera Diana harapan satu, Vianie Yulistia Liady harapan dua dan Michelle Nathasia harapan tiga.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh PBM Untan dan STB Harapan Bersama di STB Harapan Bersama di Jalan A. Yani II pada (28/04/2018).

Baca: Chinese Bridge Tingkat Provinsi 2018, Lima Mahasiswi STB Harapan Bersama Kubu Raya Raih Juara

Chinese Bridge merupakan lomba keterampilan bahasa Mandarin tingkat International, dengan berbagai perlombaan seperti lomba pidato bahasa Mandarin, Lomba Menari, Lomba Menyayi, lomba Tounge Twister.

Nantinya peserta yang menang di tingkat Provinsi, akan melanjutkan hingga ke tingkat Nasional untuk mencari kontestan yang layak masuk tingkat International.

Veni Vianti (26) yang berhasil meraih juara dua memiliki bakat Tounge twister, yaitu keahlian dalam melafalkan bahasa Mandarin yang lafalnya hampir sama secara cepat dan tepat.

Selain memiliki bakat dan prestasi, kelima gadis ini juga memiliki cerita menarik ketika belajar bahasa Mandarin di STB Harapan Bersama, tantangan dan hal menyenangkan tidak lepas dari proses mereka selama belajar.

Veni misalnya, ia mengaku awalnya sempat mengalami kesulitan ketika belajar bahasa Mandarin, karena menurutnya lingkungan di sekitar membuatny agak sulit mempelajari bahasa Mandarin.

" Berbicara bahasa Mandarin di lingkungan yang umumnya tidak berbahasa Mandarin agak sulit, jadi untuk latihan oral agak sulit tantangannya, " katanya.

Berbedaan dengan Veni, Michelle justru mengaku sudah familiar dengan bahasa Mandarin sejak kecil karena merupakan bahasa ibu di dalam keluarganya.

"  Dari kecil sudah diajari bahasa Mandarin, di rumah bahasa yang digunakan sehari-hari memang bahasa Mandarin. Selain itu, sejak usia 8 tahun mama sudah masukin aku les Mandarin jadi udah terbiasa, " kata Michelle.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved